. POSTINGAN ARTIKEL :

The Four Elements of the Human Body

 The Four Elements of the Human Body


The human body contains the four elements of nature, namely earth, water, fire (heat) and wind (air). All four influence human desires. 


The earth element affects the desire for food and drink and the sufficiency of the body's needs. 


The air element influences the human spirit to acquire worldly possessions. Even how much wealth is obtained will still feel lacking for humans. Like smoke in the air, it will continue to grow and fill the existing space. 


The fire element influences the human will to be angry and defend itself against threats. 


The water element influences the human spirit to be patient and accept God's fate.


All four elements are important for the body. The influence on the will of the soul is also important so that humans can survive in the world. However, humans must also control these desires so that they remain within reasonable and controllable limits. If you cannot control them, you will fall into the lust of haughtiness or the lust of the devil.




The Cakra Manggilingan : A Javanese Philosophy About Karma

 The Cakra Manggilingan: A Javanese Philosophy About Karma


The Cakra Manggilingan, a Javanese philosophical concept, translates to "the rotating wheel." Inspired by Hindu-Buddhist thought, it symbolizes life's cyclical nature. In Javanese mythology, 'Cakra' represents Sri Krishna's divine weapon, while 'Manggilingan' means rotation. Essentially, life revolves like a wheel.

Cakra


Karma: The Law of Cause and Effect


Karma, or the law of cause and effect, implies that every action has consequences. Although Islamic teachings don't explicitly mention karma, the concept exists. The Quran emphasizes that good deeds will be rewarded (QS. 99 Al Zalzalah: 7-8), while evil actions will face punishment. However, Allah's forgiveness can mitigate these consequences.


A Word of Caution


Consider your actions and treatment of others, for life's wheel can turn unexpectedly. Today's humble neighbor might become tomorrow's leader or influential figure. Beware of:


1. Exposing others' flaws, lest your own secrets be revealed.

2. Harming others, lest you suffer worse consequences.

3. Wrongdoing, lest you face punishment.


Redemption

If past mistakes haunt you, seek forgiveness. Allah's mercy can spare you from karma's repercussions.


Conclusion

Embracing humility, empathy, and self-awareness, we navigate life's complexities. Recognize the interconnectedness of human experiences and the inevitability of karma. Strive for compassion, kindness and forgiveness.

Rising from Despair: Finding God in the Heart

 Rising from Despair: Finding God in the Heart


Despair often strikes without warning, leaving us feeling lost and hopeless. Shattered self-confidence, deep-seated pain, and dwindling faith can envelop us in darkness. 


Yet, a glimmer of light can guide us out of this abyss.


Finding God in the Heart


When despair hits, discover God within. He is our strength, comfort, and hope. Through spiritual growth, we learn to:

Invite God's help in our life.


With God's presence, we rise above despair, finding peace, hope, and renewal.

The Concept of God in Javanese Philosophy

For the Javanese people, God is an indescribable entity, transcending space and time. He is not only the creator of the universe but also accompanies humanity through His instruments or forces. Moreover, He resides within individuals who have discovered Him.


In Javanese philosophy, God's protective presence is embodied in four siblings and the fifth, the center. These symbolic elements represent:


1. Four siblings : The four fluids accompanying human life, symbolizing divine protection.

2. The center : The individual's inner self, housing God's presence.

3. Amniotic fluid : Representing divine protection and care.

4. Placenta : Symbolizing sustenance and livelihood.


This philosophical framework underscores the intimate connection between God, humanity, and the natural world, emphasizing spiritual harmony and balance.


How To Rise From Failure

Rising from failure requires resilience, self-awareness and strategic action. Here are steps to help you bounce back:


Emotional Recovery


1. *Acknowledge emotions*: Accept feelings of disappointment, frustration or sadness.


2. *Grieve and let go*: Allow yourself time to process emotions, then release them.


3. *Practice self-compassion*: Treat yourself with kindness and understanding.


4. *Reframe failure*: View it as an opportunity for growth and learning.



Self-Reflection


1. *Identify causes*: Analyze factors leading to failure.


2. *Recognize patterns*: Detect recurring mistakes or habits.


3. *Assess strengths*: Leverage positive aspects of your approach.


4. *Seek feedback*: Gather insights from others.



Strategic Rebuilding


1. *Set realistic goals*: Break down large objectives into smaller, achievable tasks.


2. *Create an action plan*: Outline concrete steps toward recovery.


3. *Prioritize learning*: Acquire new skills or knowledge.


4. *Secure support*: Surround yourself with positive influences.



Mental Resilience


1. *Focus on progress*: Celebrate small victories.


2. *Cultivate optimism*: Visualize success and positivity.


3. *Develop problem-solving skills*: Enhance critical thinking.


4. *Practice mindfulness*: Stay present and focused.


Rise from failure by embracing resilience, learning from mistakes and strategically rebuilding your path forward.


 (Writing this Article is helped by chatgpt) 


E-book : How Rise From Failure by Making The God To Be Your Real Big Boss, call / WA me at +6285850960090

Menemukan Tuhan Dalam Falsafah Jawa

Filsafat Jawa menawarkan perspektif unik tentang menemukan Tuhan melalui konsep-konsep berikut:


Konsep Utama


1. *Kebatinan*: Mencari kebenaran dan Tuhan dalam diri sendiri melalui introspeksi dan kesadaran.


2. *Manunggaling Kawula Gusti*: Menyatu dengan Tuhan melalui kesadaran akan kebersamaan dan keterhubungan.


3. *Bhineka Tunggal Ika*: Mengakui keberagaman sebagai refleksi kesatuan Tuhan.


Ajaran dan Praktik


1. *Meditasi*: Menggunakan teknik meditasi seperti "Semedi" untuk mencapai kesadaran spiritual.


2. *Doa*: Mengucapkan doa-doa seperti "Pancasila" untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.


3. *Kesabaran*: Mengembangkan kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan.


4. *Kasih sayang*: Menyebarkan kasih sayang dan kebaikan kepada semua makhluk.



Sumber Bacaan

1. "Wedhatama" oleh K.G.P.A.A. Mangkunegara IV.

2. "Serat Centhini" oleh R. Ng. Ranggawarsita.

3. "Babad Tanah Jawi" oleh R. Ng. Yasadipura I.

4. "Filsafat Jawa" oleh Soerjanto Poesoko.


Tips Menemukan Tuhan dalam Filsafat Jawa


1. Lakukan meditasi dan introspeksi.

2. Baca dan pelajari karya-karya sastra Jawa.

3. Mengikuti ajaran dan praktik spiritual Jawa.

4. Berinteraksi dengan komunitas spiritual Jawa.

5. Mengembangkan kesadaran akan kebersamaan dan keterhubungan.


Semoga informasi ini membantu Anda memahami bagaimana menemukan Tuhan dalam filsafat Jawa.


(Sumber : chatgpt) 

Mengampuni dan Melepaskan: Kunci Kebahagiaan Sejati

Mengampuni dan Melepaskan: Kunci Kebahagiaan Sejati


Mengampuni dan melepaskan adalah dua konsep yang sangat penting dalam perjalanan spiritual dan emosional kita. Kebanyakan orang menganggap bahwa mengampuni dan melepaskan adalah tindakan yang sulit dilakukan, namun sebenarnya keduanya adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati dan kedamaian dalam hidup.


Mengapa Mengampuni Penting?


1. *Mengurangi stres dan kecemasan*: Mengampuni dapat mengurangi perasaan negatif dan stres yang timbul dari dendam dan kebencian.


2. *Membuka ruang untuk kebahagiaan*: Dengan mengampuni, kita membuka ruang untuk kebahagiaan dan kedamaian masuk ke dalam hidup kita.


3. *Meningkatkan hubungan*: Mengampuni dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain dan diri sendiri.


4. *Membuat kita lebih dewasa*: Mengampuni menunjukkan kedewasaan emosional dan spiritual.


Bagaimana Cara Mengampuni?


1. *Terima perasaan*: Terima perasaan negatif, tapi jangan biarkan mengendalikan hidup.


2. *Pahami perspektif*: Coba memahami perspektif orang lain.


3. *Pilih untuk mengampuni*: Pilih untuk melepaskan dendam dan kebencian.


4. *Berdoa atau meditasi*: Berdoa atau meditasi untuk meminta bantuan dan kekuatan.


5. *Membuat keputusan*: Putuskan untuk mengampuni dan melanjutkan hidup.


Mengapa Melepaskan Penting?


1. *Mengurangi beban emosional*: Melepaskan dapat mengurangi beban emosional dan membuat kita merasa lebih ringan.


2. *Membuka ruang untuk pertumbuhan*: Melepaskan dapat membuka ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan.


3. *Meningkatkan keseimbangan*: Melepaskan dapat meningkatkan keseimbangan emosional dan spiritual.


4. *Membuat kita lebih bebas*: Melepaskan membuat kita lebih bebas untuk menikmati hidup.


Bagaimana Cara Melepaskan?


1. *Kenali apa yang harus dilepaskan*: Kenali apa yang harus dilepaskan, seperti dendam, kebencian atau kesedihan.


2. *Terima perasaan*: Terima perasaan, tapi jangan biarkan mengendalikan hidup.


3. *Pilih untuk melepaskan*: Pilih untuk melepaskan dan melanjutkan hidup.


4. *Lakukan ritual pelepasan*: Lakukan ritual pelepasan, seperti menulis surat yang tidak dikirim atau membakar simbol.


5. *Membuat keputusan*: Putuskan untuk melepaskan dan melanjutkan hidup.


Kesimpulan


Mengampuni dan melepaskan adalah dua konsep yang sangat penting untuk mencapai kebahagiaan sejati dan kedamaian dalam hidup. Dengan mengampuni dan melepaskan, kita dapat mengurangi stres, meningkatkan hubungan, dan membuat kita lebih bebas untuk menikmati hidup.


(Artikel dibuat dengan chatgpt) 

Menyambut Akhir Tahun dan Memasuki Awal Tahun Baru

Akhir tahun selalu menjadi momen refleksi dan persiapan. Ketika kalender berganti, banyak dari kita merasakan dorongan untuk mengevaluasi perjalanan hidup selama setahun terakhir dan memikirkan apa yang akan datang di tahun berikutnya. Momen ini bukan hanya tentang merayakan pergantian angka, tetapi juga tentang melihat kembali pencapaian, pelajaran, dan peluang yang telah datang dalam kehidupan pribadi maupun profesional.


1. Refleksi Akhir Tahun


Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk berhenti sejenak dan menengok ke belakang. Setiap orang memiliki cerita dan perjalanan yang berbeda sepanjang tahun. Ada yang merasa tahun ini penuh dengan keberhasilan, ada pula yang merasa penuh dengan tantangan. Apa pun yang terjadi, refleksi akhir tahun mengajarkan kita untuk menghargai proses. Ini adalah saat untuk bertanya pada diri sendiri:

  • Apa pencapaian terbesar saya tahun ini?
  • Pelajaran apa yang saya dapatkan dari kegagalan atau kesulitan?
  • Bagaimana saya tumbuh sebagai individu?
  • Apa yang ingin saya perbaiki atau tingkatkan di tahun mendatang?

Refleksi ini bukan sekadar untuk mengenang, tetapi untuk menyusun strategi agar kita bisa lebih baik di tahun yang akan datang.


2. Merayakan Akhir Tahun


Banyak orang merayakan akhir tahun dengan berbagai cara. Beberapa mungkin merayakannya dengan perayaan besar bersama teman dan keluarga, sementara yang lain lebih memilih perayaan yang tenang dan introspektif. Tradisi seperti pesta tahun baru, menonton kembang api, atau membuat resolusi sering kali menjadi bagian dari cara kita menyambut perubahan waktu. Apa pun cara Anda merayakan, hal itu memberi kesempatan untuk merasakan kebersamaan, syukur, dan harapan baru.


3. Menyusun Resolusi untuk Tahun Baru


Setiap pergantian tahun memberi kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru. Ini adalah waktu yang penuh harapan, di mana banyak orang membuat resolusi untuk memperbaiki diri. Resolusi tahun baru bisa berkisar dari tujuan pribadi, seperti menjaga kesehatan dan kesejahteraan, hingga pencapaian profesional, seperti meraih karier yang lebih sukses.

Namun, penting untuk diingat bahwa resolusi yang sukses biasanya adalah yang spesifik, realistis, dan dapat diukur. Alih-alih membuat resolusi yang terlalu besar, cobalah untuk memecahnya menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dicapai. Dengan cara ini, kita dapat merasakan kemajuan yang lebih sering dan menjaga motivasi tetap tinggi.


4. Menumbuhkan Semangat Baru


Awal tahun adalah waktu yang penuh energi dan semangat baru. Ini adalah kesempatan untuk merencanakan dan bertindak dengan tujuan yang jelas. Semangat baru di tahun baru bisa menjadi pendorong yang kuat untuk melakukan perubahan positif, baik dalam diri kita sendiri maupun di lingkungan sekitar. Salah satu kunci untuk memanfaatkan semangat tahun baru adalah dengan tetap menjaga momentum, membuat perencanaan yang matang, dan siap menghadapi tantangan.


5. Menghadapi Tantangan dan Peluang


Tahun baru bukan hanya tentang harapan dan resolusi, tetapi juga tentang kesiapan untuk menghadapi segala tantangan yang datang. Dalam dunia yang terus berubah, kita perlu beradaptasi dan mencari cara untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, maupun kehidupan pribadi, tantangan adalah bagian dari proses menuju kemajuan. Namun, dengan persiapan yang baik dan sikap positif, setiap tantangan bisa diubah menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang.


6. Menghargai Perjalanan, Bukan Hanya Tujuan


Akhirnya, salah satu hal penting yang bisa diambil dari perayaan akhir tahun adalah menghargai perjalanan, bukan hanya tujuan akhir. Seringkali kita terlalu fokus pada apa yang belum tercapai, padahal proses yang kita jalani penuh dengan pengalaman berharga. Oleh karena itu, nikmatilah setiap langkah yang diambil, karena itu yang membentuk siapa kita di tahun-tahun berikutnya.


7. Kesimpulan: Awal Baru, Peluang Baru


Akhir tahun dan awal tahun baru adalah simbol perubahan dan kesempatan baru. Ini adalah waktu yang baik untuk melihat ke belakang, merayakan pencapaian, dan merencanakan langkah-langkah baru menuju tujuan yang lebih baik. Dengan refleksi yang bijaksana dan semangat yang tinggi, kita dapat memasuki tahun yang baru dengan hati penuh harapan dan siap menghadapi segala tantangan yang datang. Tahun baru adalah awal dari babak baru dalam hidup kita, di mana segala kemungkinan terbuka lebar. Selamat menyambut tahun baru dan semoga setiap langkah kita penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan.


( artikel ini dibuat oleh chatgpt). 

E-book : Cara Mengakses Energy Metafisika Untuk Sukses Berkelimpahan

Ilmu mengakses gabungan energy ilahiyah yang ada pada diri sendiri dan energy khodam ayat, doa dan mantra. Secara khusus untuk keperluan hidup berkelimpahan rejeki. 


Ijazah alm. Guru Kyai kami, mudah dipahami dan mudah diamalkan. Penulis membuktikan sendiri, ketika istiqomah (rutin, konsekwen) mengamalkan, Allah kasih hidup berkelimpahan. Ketika malas hingga tidak mengamalkan maka kemunduran yang terjadi.

Minat, wa di 085850960090

Harga promo Rp 120.000,-







Harapan Kepada Bapak Prabowo

 #surat_terbuka_kepada_yth_Presiden_RI


Kepada Yth. Bapak Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto, 


Pertama, selaku rakyat saya mengucapkan Selamat atas pelantikan Bapak sebagai Presiden RI. 


Bapak Prabowo yang terhormat, 


Terus terang, dua kali pilpres yang lalu waktu Bapak berkonstestasi dengan Bapak Jokowi, saya pribadi tidak memilih Bapak. Namun pilpres kemarin, saya pendukung Bapak. 


Ada beberapa harapan kami selaku rakyat kecil yang kami percayakan di pundak Bapak, antara lain :


1. Masalah pertanian. Keluhan terutama mengenai ketersediaan pupuk ketika musim tanam berikut harganya. 

2. Masalah perikanan. Entah bagaimana mengatasinya, saya pun tak tahu. Namun keluhan nelayan adalah harga jual murah karena daya serap pasar rendah. Tidak sesuai dengan cost kerja. Mungkin karena ekonomi lagi lesu. 

3. Pengusaha mikro, kecil dan menengah. Disebabkan karena ekonomi lesu, kami semua terkena dampaknya. Terutama industri kecil dengan konsumsi listrik tinggi. Contoh yang saya punya : pengolahan / daur ulang limbah plastik untuk dijadikan tali rafia. 


Bapak Presiden yang terhormat, 


Inti dari segala permasalahan ini adalah kelesuan ekonomi.  Secara riil tentu kami semua berharap pada kebijakan pemerintah untuk menata dan menggiatkan perekonomian rakyat sehingga daya beli masyarakat meningkat lagi. 


Kami selaku pengusaha industri kecil-kecilan namun harus bermodal besar. Jika ekonomi tidak berputar begini, maka 'musuh' kami adalah kemiskinan yang di depan mata dan yang paling menakutkan adalah : tagihan kredit perbankan. 


Sedang masalah-masalah lain tentu kamu tidak paham. Misalnya masalah carut marutnya hukum, korupsi dll. Kami wong cilik, orang awam, tidak paham hal tersebut. Namun, apapun itu, tentu kami juga berharap perbaikan bidang hukum tersebut. 


Demikian surat terbuka ini, semoga bagi siapapun yang membaca dan punya akses kepada RI 1 , hendaknya menolong dengan cara menyampaikan surat terbuka ini kepada Beliau.  Terimakasih. 


Wasalam, Tiknan Tasmaun