"Maaf Guru, ijinkan saya bertanya lagi," permohonan saya kepada Beliau.
"Silahkan, anakku",jawabnya dengan ramah.
"Ini mungkin pertanyaan yang konyol, wahai guru. Penting manakah isi dengan wadahnya?"
Dengan tersenyum penuh welas Beliau menerangkan demikian. "Tergantung dari sisi mana memandang dan dalam keperluan apa hal itu. Adakah seseorang bisa meminum air tanpa kendi atau wadah ? Kalau bagi orang itu jawabannya tidak bisa berarti wadah atau kendi, gelas, mug, atau apa sajalah , itu menjadi sangat penting. Karena tanpa wadah maka air tidak bisa dibawa alias akan tumpah."
"Namun sebaliknya juga, apalah gunanya wadah yang bagus nan cantik jika tidak ada isinya. Kosong. Jika kamu haus bisakah terpuaskan dahagamu hanya dengan memandang kendi atau wadah air itu saja ? Tentu tidak bukan. Jadi isi merupakan tujuan akhir dari pencarian wadah."
"Begitu juga andai kamu punya kendi atau gelas berisi air. Biar secantik apapun wadah itu dan sepenuh apapun isi itu jika tidak kamu minum maka selamanya kamu tak akan tahu rasanya air yang merupakan isi dari wadah itu".
"Ya ya Guru, aku mulai paham sekarang. Namun adakah orang yang tanpa wadah bisa minum air itu ?" tanyaku masih berlanjut.
"Tentu ada. Yaitu orang yang diberi anugerahi mampu minum air dari sumbernya secara langsung tanpa menciduk melalui wadah. Dan bagi orang itu di tak akan haus selama-lamanya. Orang - orang demikian adalah manusia yang mendapat 'ilmu' yang langsung diturunkan dari sisi-Nya. Pun begitu 'wadah' sebagai aturan (syareat) tentu tetap berlaku juga baginya, apa lagi dalam berhubungan dengan sesama makhluk."
"Ada pengibaratan lainnya lagi yaitu kelapa. Dari kulit luar kelapa itu memang berguna. Bagi yang tak tau dalamnya maka dikiranya kulit terluar kelapa itu adalah 'kelapa'nya. Namun jika dikupas maka ketemulah lapisan demi lapisan sampai ketemu daging kelapanya. Itu isi dari kelapa. Itu yang paling bermanfaat. Itu intinya. Itu 'sirr' nya. Namun dari isi itu ternya masih bisa digali isinya lagi yaitu santan. Nah dari santan ternyata masih mempunyai isi lagi yaitu minyak. Minyak ini adalah 'sirri dari sirri' atau 'sirr al-asror' kelapa, isi dari isi kelapa."
"Itulah perumpamaan-perumpamaan dari ilmu hakekat yang sedang kamu cari. Namun ingat petuahku ini : Sebenarnya dalam mencari ilmu hakekat, kamu bagaikan mencari lampu dengan membawa suluh di tangan. Semoga kamu mengerti"
Salam, Tiknan Tasmaun
Cari Artikel
ILMU HAKEKAT : wawancara dengan Guru Sejati (bagian 2)
Penulis Tiknan Tasmaun
Diterbitkan 3/05/2011 09:11:00 AM
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon