. POSTINGAN ARTIKEL :

Tampilkan postingan dengan label Metafisika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Metafisika. Tampilkan semua postingan

The Concept of God in Javanese Philosophy

For the Javanese people, God is an indescribable entity, transcending space and time. He is not only the creator of the universe but also accompanies humanity through His instruments or forces. Moreover, He resides within individuals who have discovered Him.


In Javanese philosophy, God's protective presence is embodied in four siblings and the fifth, the center. These symbolic elements represent:


1. Four siblings : The four fluids accompanying human life, symbolizing divine protection.

2. The center : The individual's inner self, housing God's presence.

3. Amniotic fluid : Representing divine protection and care.

4. Placenta : Symbolizing sustenance and livelihood.


This philosophical framework underscores the intimate connection between God, humanity, and the natural world, emphasizing spiritual harmony and balance.


E-book : Cara Mengakses Energy Metafisika Untuk Sukses Berkelimpahan

Ilmu mengakses gabungan energy ilahiyah yang ada pada diri sendiri dan energy khodam ayat, doa dan mantra. Secara khusus untuk keperluan hidup berkelimpahan rejeki. 


Ijazah alm. Guru Kyai kami, mudah dipahami dan mudah diamalkan. Penulis membuktikan sendiri, ketika istiqomah (rutin, konsekwen) mengamalkan, Allah kasih hidup berkelimpahan. Ketika malas hingga tidak mengamalkan maka kemunduran yang terjadi.

Minat, wa di 085850960090

Harga promo Rp 120.000,-







Kisah Nyata Penyembuhan Terhadap Sihir Dengan Energi Ilahiyah

 "Nah ini menjadi pelajaran berharga bagi kalian para perempuan baik yang masih gadis maupun para janda kembang. Hati-hati jangan mudah menghina orang. Jika tak sudi pada ajakan seseorang, tolaklah dengan sopan. Jangan tolak dengan cara yang menyakitkan. Karena ada pepatah, cinta ditolak, dukun bertindak."

Kisah ini betul -betul terjadi pada tahun 2007 yang lalu. Sebut saja namanya Ms. Titi. Saat itu saya lagi ada di Pulau Pinang Malaysia.

Suatu tengah malam saya dipanggil kawan untuk datang ke rumahnya. Ternyata di situ tergeletak seorang perempuan muda yang lagi sakit keras. Dia ini berasal dari Jawa Timur, sedang bekerja di tempat majikan Cina di Pinang.

Menurut sang majikan perempuan ini sudah dirawat di ‘hospital’ selama satu bulan lebih dan sudah menghabiskan biaya kurang lebih tujuh ribu ringgit atau setara dengan dua puluh satu juta rupiah. Pun begitu keadaannya bukannya sembuh namun bertambah parah. Majikan ini minta tolong kepada saya untuk berusaha menyembuhkannya. Saya jawab, dengan ijin Tuhan, saya akan berdoa dan berusaha.

Kemudian saya berdoa dan ‘bekerja’, yaitu berusaha menghilangkan penyakit yang dia derita dengan menggunakan daya energi ilahiyah yang biasa saya sebut dengan energi nur sulthonan nashiroh. Karena menurut firasat bathin saya memang ada ’sesuatu’ dalam perutnya namun ’sesuatu’ itu tidak mungkin bisa dideteksi oleh alat medis. Sesuatu itu bersifat ghoib.

Alhamdulillah, atas pertolongan Dia maka keluarlah ’sesuatu’ tersebut. Seketika juga si sakit ini bisa bangun dan minta makan. Dia tinggal selama dua minggu di rumah kawan ini. Setelah waktu dua minggu itu berlalu maka dia sudah sembuh total seperti sedia kala.

Setelah sembuh maka saya tanya, apakah ada terjadi permusuhan dengan seseorang, karena menurut pengetahuan saya ’sesuatu’ yang bersarang di perutnya ketika dia sakit itu sepertinya ‘dikirim’ oleh seseorang. Jadi penyakit yang dideritanya adalah dari jenis sihir.

Sambil menangis kemudian dia bercerita bahwa dia memang telah melakukan kesalahan pada seseorang. Sebagai janda kembang yang masih ‘bahenol’, cantik lagi, tentu banyak cowok yang menggoda, baik cowok singel maupun yang sudah beristeri. Suatu hari ada cowok yang menggoda. Ketika itulah dia mengata-ngatai laki-laki itu dengan kata-kata yang sangat tidak pantas.

Rupanya itulah asal muasal masalahnya. Si lelaki tersebut merasa sangat sakit hati kemudian dilampiaskan dengan cara minta tolong bomoh [ dukun ] untuk mengirim energi negatif pada perempuan itu yang kemudian mengakibatkan dia sakit.

Nah ini menjadi pelajaran berharga bagi kalian para perempuan baik yang masih gadis maupun para janda kembang. Hati-hati jangan mudah menghina orang. Jika tak sudi pada ajakan seseorang, tolaklah dengan sopan. Jangan tolak dengan cara yang menyakitkan.

Keajaiban Kesembuhan Melalui Petunjuk Langit (Kisah Nyata)


Ini adalah kisah nyata , suatu pengalaman keajaiban kesembuhan melalui petunjuk langit. Suatu saat ( sudah dua tahun lebih yang lalu ) pernah ibu mertua kawan penulis menderita sakit parah dan harus opname di salah satu rumah sakit. Awalnya beliau muntah-muntah terus disertai rasa pening / pusing yang hebat.

Dari hasil scan otak diketahui bahwa telah terjadi pendarahan pada area otak ( menurut keterangan dokter besar kemungkinan pembuluh darah di otak pecah). Disaat bersamaan tekanan darahnya terlampau tinggi. Pada saat bersamaan juga dideteksi kedua ginjal beliau sakit, ada tanda - tanda gagal ginjal.

Parahnya lagi beliau juga sudah tidak bisa BAB beberapa waktu lamanya.  Si kawan, menantu ibu tadi, minta tolong penulis untuk mengikhtiarkan kesembuhan mertuanya, karena secara medis sudah tipis kemungkinan untuk sembuh. Jujur, sebenarnya penulis juga bingung melihat kondisi yang ada.

Akhirnya kami putuskan untuk secara khusus menyerahkan nasibnya kepada Allah. Dalam arti, jika memang ajalnya sudah waktunya, kami berdoa semoga diberi khusnul khotimah. Dan jika memang masih diberikan umur panjang, kami berdoa mohon kiranya Allah memberikan kesembuhan.

Malam hari kami berdoa di suatu tempat yang tidak ada atapnya, maksudnya di luar rumah yang tidak ada penghalang antara diri kita dengan langit. Menghadap ke langit agak ke arah kiblat (barat). Ini adalah wasiat Kyai Guru saya almarhum. Beliau mengajarkan saya bahwa di saat-saat mengamalkan wirid tetentu yang sangat penting dan genting, disarankan di luar dan tidak terhalang apapun di atas kita, baik atap rumah maupun dedaunan pohon.

Keajaiban kesembuhan melalui petunjuk langit

Sekira satu setengan jam lebih-hampir dua jam- kami lakukan itu. Ajaibnya, tiba-tiba ada seberkas cahaya seperti bintang beralih (lingtang ngalih , bhs Jawa) tiga kali yang seakan-akan mendatangi kami. Bahkan salah satunya seakan jatuh tepat depan kami. Cahaya bintang beralih tersebut berturut-turut membentuk hiruf-huruf hijaiyah. Untung kami menyediakan kertas dengan sepidol, sehingga dengan cepat bentuk-bentuk huruf tersebut kami tulis di atas secarik kertas. Jadilah semacam wifik atau rajahan. Wifik tersebut, pagi harinya kami antar ke ibu yang sedang sakit tersebut. Saya suruh kawan itu merendam kertas wifik itu segelas air kemidian meminumkannya.

Waktu itu meminumkannyapun sudah sulitnya setengah mati. Jadi harus pakai sendok kemudian dibuka bibirnya sedikit dan sekedar diteteskan dalam mulutnya. Ajaibnya, seketika si ibu bangun, bisa berbicara, mengucapkan terimakasih.

Dua tiga hari berikutnya si ibu masih menjalani perwatan di rumah sakit tersebut dengan kemajuan kesehatan yang luar biasa. Pendarahan di otaknya dinyatakan sudah sembuh dengan sendirinya, ginjal sudah berjalan lagi namun disarankan untuk cuci darah supaya darah bersih (hanya menjalani cuci darah sekali itu saja) dan BAB pun sudah lancar. Sampai tulisan ini diturunkan beliau masih sehat wal afiat, alhamdulillah. Insya Allah tahun 2018 ini beliau akan menunaikan ibadah haji, semoga mabrur. Kisah ini penulis tulis untuk menginspirasi para pembaca bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, itu tiada yang mustahil bagi Allah. Semoga bermanfaat, amin.

Salam, Tiknan Tasmaun

AYAM HITAM CEMANI (seri : supranatural)


Ayam hitam atau sering disebut juga dengan ayam cemani ada beberapa macam. Ada yang sekedar bulunya semua hitam. Ada yang bulu, kulit dan dagingnya semua hitam. Dan yang paling langka adalah ayam cemani dengan bulu, kulit, daging dan darahnya hitam semua.

Dalam dunia methafisik atau supranatural, ayam cemani banyak digunakan sebagai media. Salah satu yang penulis pahami adalah sebagai media pengasihan atau mahabbah. Hebatnya pengasihan dengan media ayam hitam ini adalah bahkan 'isi'-nya bisa diperintah untuk mempengaruhi pikiran, perasaan hingga kehendak orang lain sebagai objek yang dituju.

Bukan itu saja, kekuatannya juga hebat, mampu menjadi pengasihan agung, artinya mampu menarik belas kasih orang banyak sekaligus, sehingga cocok untuk berbagai even pemilihan, misal pilkades, pilkada, pileg dll. Memang pengsihan bukan satu-satunya faktor pemenangan calon (calaon pil-pil itu), masih banyak faktor lainnya. Namun pengasihan menjadi faktor yang sangat besar pengaruhnya, karena yang tersentuh adalah emosi target, sehingga lebih banyak kecenderungan untuk memilihnya.

Pengasihan dari batu ayam hitam ini memiliki banyak manfaat lainnya. Sebagai pelaris dagangan, perukun suami istri, kewibawaan majikan terhadap bawahan, sebagai pengasih bawahan terhadap majikan, sebagai sarana pemenang tender dan lain sebagainya.

Cara memperoleh pegangan mahabah dari ayam hitam ini demikian. Ambil ayam hitam, sesuaikan dengan klasifikasi yang dimaksud atau diperlukan. Potong secara syareat agama. Dengan doa dan kekuatan bathin tertentu, ambil batu yang ada di hati / ampela ayam tersebut. Bersikan kemudian celupkan ke dalam minyak wangi dan wiridkan doa tertentu sampai ada tanda bahwa pegangan sudah jadi. Sedangkan ayamnya, silahkan dimasak, dimakan ramai-ramai (kenduri juga lebih baik lagi).

Jika tertarik artikel ini silahkan klik di https://mahabahagung.blogspot.co.id/ 

AURA

Aura adalah pancaran suasana kebathinan yang berupa semangat dan keyakinan seseorang yang memancar melalui roman muka. Hal mana aura sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika suasana bathin seseorang gelap maka aura yang memancarpun gelap. Sebaliknya jika kekuatan bathin seseorang kuat maka aura yang memancarpun bersinar terang. Bagaimana cara membuka aura diri supaya bersinar terang ?

Dalam tradisi leluhur nusantara, ada beberapa methode untuk membantu pembukaan dan pembesaran aura seseorang. Diantara lain adalah olah pernafasan (meditasi / semedi ), tirakat, doa dan lain-lain. Ada juga dengan bantuan pemasangan susuk baik yang berupa jarum maupun berupa bedak lamuran emas. Fungsi utamanya adalah sama, yaitu untuk pembukaan maupun pembesaran aura seseorang.

Jika Anda termasuk orang yang selalu mengikuti perkembangan tren kecantikan pada wajah, Anda pasti sudah pernah mendengar mengenai penggunaan emas pada perawatan kulit wajah. Tak mau ketinggalan, perusahaan kosmetik moderenpun ikut menggunakan efek emas untuk mempercantik kulit wajah konsumennya dengan cara menghasilkan produk bedak kecantikan dengan bahan dasar emas murni.

Bagaimana cara membuka aura diri supaya bersinar terang ?

Bedak Lamuran Emas

Bedak Lamuran emas adalah warisan budaya khasanah nusantara yang dipercaya sebadai media pembuka dan memperbesar aura seseorang. Bedak Lamuran Emas terbuat dari serbuk emas murni yang dicampur bedak dingin. Kemudian di-'isi' energi positif dari sari keindahan bunga setaman.

Dipercaya bahwa dengan daya energi positif plus partikel emas murni yang ada dalam bedal “LAMURAN EMAS ”  fersebut yang akan menyatu dengan wajah Anda akan mampu membangkitkan aura kecantikan Anda serta memancarkan cahaya berseri dari muka Anda.

Info lanjut soal buka aura klik di https://lamuranemas.blogspot.co.id/

Salam, Tiknan Tasmaun.

 

Siapa Menabur, Dia Menuai

Ada ungkapan mengatakan, siapa menabur angin akan menui badai. Itu adalah hukum alam. Hukum alam sinonim dengan hukum Tuhan. Dalam bahasa lain disebut hukum karma. Bagi yang tak setuju disebut hukum karma maka bisa diterima sebagai hukum 'ganjaran' yaitu 'becik ketitik, olo ketoro' yang artinya yang baik akan nampak demikian yang tak baikpun akan nampak. Siapa Menabur, Dia Menuai.

Tuhan tidak akan menzalimi manusia sedikitpun. Perbuatan baik walau sekecil zarro (noktah, titik, semut pudak) maka akan dibalas demikian pula perbuatan jahat setitikpun akan dibalas. Itu mekanisme alamiah hukum Tuhan baik di dunia ini apa lagi di hari perhiutungan kelak. Untungnya, Allah lebih mendahulukan kasih sayang-Nya (Rahmat-Nya) sehingga bagi pendosa dan pelaku perbuatan jahat jika mau minta ampun dengan tulus maka akan diampuni dan terbebas dari 'karma' hukuman perbuatan tersebut.

Siapa Menabur, Dia Menuai

Menjadi masalah adalah bagi kita para pelaku perbuatan jahat yang tak nampak jahatnya karena dianggap lumrah dan sepele. Mempergunjing orang misalnya. Fitnah. Menyakiti hati sesama entah disengaja atau tak sengaja. Biasanya hal-hal demikian karena tak merasa bersalah maka tak minta ampun baik kepada Tuhan maupun sesama makhluk. Bahkan jika diingatkan malah justru naik darah, berdebat dan ujung-ujungnya marah.

Lihatlah pada sekala nasional, sudah banyak contoh yang terjadi di depan mata. Ada tokoh yang memperolok usulan hari santri, tanpa merasa bersalah, ngeles terus, nah ujung-ujungnya sekarang dia mendapat 'karma' -nya sendiri. Dicopot dari partainya. Ada tokoh yang gembar-gembor sambil mengumbar sunyum sesumbar bahwa Presiden yang sekarang ini akan jatuh dalam waktu paling lama setahun, eh malah dia yang sekarang terjungkal dari partainya. Dan masih banyak contoh yang mencolok mata.

Baru-baru ini juga penulis menolong tetangga yang terlibat kecelakaan dengan anak remaja dari kampung sebelah. Inisiatif penulis adalah mendamaikan mereka yang terlibat kecelakaan. Kebetulan tetangga penulis tulang kakinya patah akibat kecelakaan tersebut. Akhirnya dua belah pihak sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan. Namun sampai kini, tiada sepeser rupiahpun dari orang tua remaja tersebut disumbangkan kepada korban. Padahal dia termasuk orang kaya di kampungnya.

Jadi, ternyata 'kata kekeluargaan' yang disepakati menjadi 'njomplang' alias tidak pas, karena tiada wujud nyata belas kasih dari makna kekeluargaan tersebut. Janji tinggal janji. Lupakah keluarga ini bahwa janji akan ditagih hatta di negeri kekal ? Kecuali janji yang memang tak terdaya dipenuhi karena sebab keterbatasan ibarat pepatah, "maksud hati ingin memeluk gunung, apalah daya tangan tak sampai", itu lain soal, pengampunan Allah luas tak terbatas. Atau janji yang secara syari'at adalah bathil, maka tak wajib memenuhinya, bahkan dilarang memenuhi.

Ini adalah janji kekeluargaan. Dalam kata kekeluargaan ada makna silaturahiim. Silaturahiim itu perintah ilahi dan perintah utusan-Nya yang mulia. Maknanya janji kekeluargaan itu janji yang bukan sepele. Jika janji itu sudah dikhianati, maka ibarat menabur angin, tak lama akan menuai badai.

Itulah salah satu paparan mengenai hukum sebab akibat, hukum 'karma' atau hukum ganjaran. Kiranya menjadi renungan kita bersama.

Salam, Tiknan Tasmaun

MAGIC : Selayang Pandang

Orang mengenal magic atau sihir dalam dua jenis yaitu magic putih (White Magic) dan magic hitam (Black Magic). Pada umumnya ilmu magic disebut magic hitam karena tujuan ilmu tersebut untuk merusak. Misalnya menggedam, menyakiti, melupakan, menceraikan suami istri, dan lain sebagainya. Sedangkan ilmu magic disebut golongan putih jika dipergunakan untuk tujuan kebaikan, misalnya penyembuhan, pelarisan usaha, pembersihan rumah angker dan lain sebagainya.

Namun demikian, secara hakiki ilmu kekuatan supranatural bisa dibedakan berdasarkan jenis ilmu yang digunakan yaitu ilmu prewangan (khodam jin) dan ilmu yang murni mengandalkan pertolongan Ilahi.

Ada berbagai varian bentuk ilmu khodam jin atau prewangan. Mulai dari orang yang kesurupan langsung (tingkat terendah) hingga orang yang mampu menguasai dan memerintah jin secara langsung. Bahkan dalam penggunaan rajah-rajah (pentagram) tertentu, walau juga menggunakan ayat-ayat suci, kadang seseorang juga memerintahkan jin untuk tinggal di jimat tersebut untuk membantu hajad oarng yang minta pertolongan.

Sedangkan varian dari ilmu non khodam juga banyak sekali. Ada yang memakai tenaga dalam supranatural yang diperoleh dari olah pernafasan. Ada yang didapat dari melakukan wirid ayat-ayat tertentu secara istiqomah / kontinyu. Ada yang didapat dari barokah sang guru. Inti dari jenis ilmu ini adalah, seseorang tersebut dalam 'melakukan sesuatu' bersandar mutlak kepada kekuatan Tuhan, bukan kekuatan khodam. Baginya tiada kekuatan melainkan kekuatan Tuhan. Selain Tuhan hanya makhluk yang lemah, baik itu manusia, jin , syetan bahkan malaikat sekalipun.

Untuk ilmu non khodam ini, andai terlihat ada makhluk atau 'sesuatu' yang ikut 'membantu' dalam sesuatu urusan atau hajad maka itu semata-mata dianggap sebagai anugerah ilahi. Sedikitpun tidak ada upaya memerintah apalagi meminta bantuan makhluk (khodam atau sejenisnya) secara langsung. Sama sekali tiada perjanjian antara si pelaku ilmu dengan makhluk halus.

Ilmu ini menyaksikan bahwa tiada kuasa selain kuasa Allah. Jadi yang digunakan adalah kuasa kekuatan atau  'power' pemberian Allah. Yang bekerja adalah langsung 'kuasa' ilahi.

Sebagai penutup, perlu juga penulis sampaikan bahwa setinggi-tingginya ilmu bagi manusia adalah ilmu 'menyaksikan' bahwa Allah bersifat rahman, bertindak (ber-af'al) welas terhadap hambaNya. Menjadi saksi bahwa Dia sangat 'bermuarah hati' terhadap hambaNya. Berani meminta sesuatu kepadaNya semata-mata karena sifat rahman-Nya. Selanjutnya pasrah kepadaNya karena 'tahu' bahwa Dia layak dipercayai segala urusan karena kemahaan-Nya dan kewelasan serta kedermawan-Nya. Sesakti -saktinya manusia, adalah orang yang mendapatkan 'belas kasih' (rahmat) Allah SWT. Amiin.

Berkat Mbah Waliyullah, Ban Bocor Bisa Kenceng

Mungkin jaman sekarang orang sudah tidak percaya dengan apa yang namanya keajaiban. Namun penulis sering mengalaminya sendiri. Keajaiban yang penulis maksud adalah pertolongan Allah secara 'aneh tapi nyata' alias ajaib. atau dengan bahasa lain disebut pertolongan Allah melalui suatu peristiwa yang menyalahi adat kebiasaan hukum alam. Salah satunya adalah peristiwa ban depan motor penulis yang bocor bisa dipompa lagi dan mampu berjalan dari Tuban hingga rumah. Perjalanan tersebut kurang lebih satu setengah jam lamnya.

Peristiwa ini sudah lama berlalu, namun tiada salahnya penulis paparkan kali ini dengan harapan bisa menjadi perenungan.Suatu malam sekitar jam tiga dini hari penulis pulang dari Pesarean Mbah Ibrohim Asmoroqondi. Waktu itu penulis bersama istri dan anak yang masih balita. Ndilalahnya, motor penulis ban depannya kempes mungkin terjadi kebocoran. Clingak-clinguk, penulis berusaha mencari tukang tambal ban. Namanya juga masih dini hari, mana ada tukang tambal ban. Mana tempat kampung lagi, sepi. Seremnya lagi dari lokasi tersebut menuju ke tempat tinggal penulis melewati beberapa hutan dan tuangan.

Akhirnya penulis mengetuk pintu rumah penduduk. Pinjam pompa angin. Alhamdulillah, si empunya rumah yang saya ketuk punya pompa tersebut. Saya pompa ban motor saya. Yang namanya ban bocor, tentu kempes lagi.

Saya ulang pompa lagi. Tapi kali ini penulis berdoa, “Ya Allah, dengan barokahnya Mbah Wali Ibrohim Asmoroqondi, hamba mohon kiranya ban ini tidak kempes -kempes sebelum sampai desaku, amiin.”

Setelah mengucapkan terimakasih kepada si pemilik pompa saya langsung starter motor dengan memboncengkan anak istri melaju pulang. Perjalanan kurang lebih satu setengah jam. Alhamdulillah, ban motor kenceng terus, tidak ada masalah apapun diperjalanan. Nah, pas sampai batas desa kampungku, mendadak, ….wek….wek….wek…., ban depan nyledat -nyledot, meliuk-liuk. Saya berhenti, saya lihat, ban kempes lagi. Anginnya kosong song, benar-benar habis. Tapi tidak masalah. Alhamdulillah, sudah sampai batas desa penulis. Akhirnya kami jalan kaki sambil menuntun motor.

RAGA SUKMA : Selayang Pandang

Ilmu meraga - sukma atau ngrogo-sukmo sangat terkenal sekali di tanah Jawa ini. Namun kali ini saya ingin membahas dari sudut spiritual. Sebenarnya jika kita  mampu melakukan sholat khusuk tentu secara otomatis kita mampu untuk ngrogo-sukmo. Kenapa ? Jawabannya adalah bahwa sholat itu sendiri adalah suatu proses mi'raj - ashsholatu mi'rajul mu'min. Dan bagi anda yang non muslim juga sama. Jika anda mampu bermeditasi secara paripurna maka andapun mampu meraga-sukma.

Mengapa saya katakan demikian ?

Karena diri kita yang hakiki tidaklah berada di dalam tubuh namun tidak juga di luar tubuh,tetapi sekaligus ada di dalam tubuh dan juga di luar tubuh. Atau tepatnya diri kita yang hakiki ini adanya meliputi seluruh tubuh fisik ini namun juga mampu 'meluas' seluas alam semesta ini.

Sedangkan hakekat sholat (yang benar-benar sholat) adalah mi’roj, artinya perjalanan atau bepergiannya jiwa. Hanya jika sholat itu jiwa berpergian menghadap hadirat Allah (yang tidak dimana-mana tapi ada di mana-mana,di SINI ), sedangkan rogo-sukmo itu perginya jiwa keluar dari tubuh ke tempat yang di kehendaki.

Semedi ( Meditasi ) : salah satu jalan untuk raga sukma.

Banyak istilah yang bisa dipakai untuk menggambarkan perilaku khas ini. Semedi kata orang Jawa. Meditasi. Maladihening. Neng, ning, nung. Kotemplasi. Tafakur. Dan…..mungkin masih ada banyak istilah yang maksudnya sepadan.

Saya kutip dulu dari ajaran Wirid / Semedi Maladihening yang diajarkan Mbah saya demikian tatacaranya :
1. Posisi badan telentang menghadap ke atas, seperti mau tidur. Jangan ada anggota badan yang posisinya kurang nyaman. Seluruh anggota badan “jatuh” menempel di pembaringan tanpa ada penahanan sedikitpun. Seluruh otot dan syaraf harus rileks atau loss. Bisa juga dipakai posisi duduk bersila.

2. Tangan sedekap atau ’sendakep’ dengan posisi lengan atas tetap menempel di lantai/tempat berbaring sementara lengan bawah diletakkan di atas dada. Jari-jari tangan saling mengunci ( jari diadu dengan jari merapat ). Atau bisa juga agar lebih rileks, tangan diluruskan ke bawah (arah kaki), kedua telapak tangan menempel di paha kiri kanan sebelah luar.

3. Mata terpejam seakan anda sedang bersiap menidurkan diri. Bola mata tidak boleh bergerak-gerak, tahan dalam posisi pejam dan bola mata diam tidak bergerak, disebut meleng, meneng. Ketika memejamkan mata ini bola mata diarahkan ke arah puncak hidung ( mandeng puncaking grono ).

4. Kaki lurus dan rileks, telapak kaki kanan ditumpangkan di atas telapak kaki kiri disebut sedakep suku tunggal.

Mengumpulkan atau Mengatur Pernafasan.

Tarik pelan nafas melalui hidung sampai di perut, lebih tepatnya lagi sampai di puser. Tahan. Bawa naik ke atas terus sampai ubun-ubun. Tahan. Baru bawa ke bawah samapi mulut dan lepaskan. Lakukan berulang-ulang. Bawa atau tarik naik turunnya nafas dengan ‘rasa kesadaran’. Ketika ini lidah hendaknya ditekuk ke atas, ke ‘cethak’. Lakukan beberapa kali ulangan. Ketika ini harus dibarengi ingat kepada Allah. Cara praktisnya yaitu ketika menarik nafas hati menyebut “HU” dan ketika melepas nafas hati menyebut “ALLAH”.

Lafal HU merujuk pada ADA-Nya, atau Dzat-Nya atau Pribadi-Nya. Sedangkan lafal ALLAH merujuk pada Nama-Nya atau panggilan-Nya.

Kemudian pikiran dikosongkan, tidak memikirkan apa-apa. Obyek pikir atau lebih tepatnya ‘kesadaran rasa kita’, kita fokuskan ke arah puncak hidung ( yaitu diantara dua mata kita ). Maka akan nampak cahaya berpendar. Semakin terang. Kita ikuti dengan kesadaran rasa kita. seakan ada lorong yang panjang bercahaya keperakan. Kita ikuti saja. Nah…plong…kita atau lebih tepatnya kesadaran diri kita yang sejati sudah bebas dari tubuh kita. Sensasi ini yang oleh kebanyakan orang disebut ‘meraga sukma’ atau ngrogo sukmo.

Nah sampai pada batas ini menjadi sangat krusial. Karena apa ? Karena apapun yang kita niatkan akan ’sampai’. Artinya obyek kesadaran menjadi sangat penting. Jika kesadaran Anda kepada alam gaibnya jin maka otomatis ’sinyal gelombang energi’ Anda akan bersambung dengan alam jin. Jika obyek kesadaran Anda adalah para ruh nenek-moyang atau leluhur maka Anda akan berjumpa dengan leluhur Anda.

Ada satu hal yang sangat penting di sini. Apakah kita hanya akan ‘mengurusi’ soal benda dan makhluk saja ? Apakah kesadaran kita akan hanya kita tujukan untuk mencari ‘ada’ yang bisa rusak dan tidak hakiki ( makhluk ) saja ? Tidakkah kita ingin ‘menjumpai’ Dia Sang Maha Ada yang tidak akan rusak binasa ( Al-Kholiq ) ? Dia yang telah menciptakan kita dan juga alam ini. Dia Yang Maha Ada yang menjadi ‘tempat’ kita berpulang atau kembali nanti.

Mari bertafakur yang sejati. Menemukan-Nya di diri kita dan juga di diri-diri yang lain. Di diri alam semesta. Sejatinya dimanapun ‘ada’ itu ada maka disitulah Sang Maha Ada itu ada. Dia meliputi segala sesuatu. Justru jika kesadaran kita terhenti pada diri kita saja maka yang kita temui adalah hanya diri kita. Jika kesadaran kita ada pada alam jin maka yang kita temui adalah jin. Jika kesadaran kita ada pada-Nya, bahkan harusnya itu ’sadar penuh’ maka kita akan 'ketemu' dengan Dia(*1), Sang Sangkan Paraning Dumadi. Tentu bertemu dengan-Nya secara tan kinoyo ngopo, laisa kamitslihi syai’un, tidak bisa digambarkan dengan apa dan bagaimana. 'Bertemu' bukan dalam arti harfiah seperti bertemunya Anda dengan sesorang, namun bertemu dalam pengertian kesadaran rohaniah (makrifat) yaitu senantiasa dalam kesadaran-penuh terhadap 'Ada-Nya', terhadap kehadiran-Nya.

Salah satu bentuk semedi yang paling dasar dan alami adalah tidur. Ketika kita tidur maka hakekatnya sama dengan mati. Ketika tidur inilah diri kita kembali berada dalam ‘genggaman’-Nya. Nah bayangkan sendiri jika kita bisa tidur secara ‘advance’. Yaitu badan kita tidur terlelap namun kesadaran kita bisa tetap ’sadar’ mengikuti kesadaran ‘ruh’ kita yang merupakan ‘min Ruhi’.

Ada lagi semedi dalam bentuk yang sudah ‘advance’ yaitu sholat. Namun sholat dalam pengertian yang sebenar-benarnya yaitu bukan hanya manembahing rogo, tetapi juga manembahing rahsa ( sir ) dan sukma ( ruh ).

Catatan Kaki : *1. QS 16 Al Kahfi : 110

Salam, Tiknan Tasmaun

KAKANG KAWAH ADI ARI-ARI : Wujud Nyata Pemeliharaan Tuhan

"Milik Allah-lah segala 'tentara' baik di langit maupun di bumi"
Dalam filosofi Jawa dikenal dengan istilah 'sedulur papat limo pancer, sing lahir bareng sedino lan sing ora bareng sedino, KAKANG KAWAH ADI ARI-ARI' ( saudara yang empat, kelima tengah / pancer / senter, saudara yang lahir bersamaan sehari dan yang tidak bersamaan sehari, KANDA KAWAH /=ketuban, ADIK ARI-ARI = plasenta).

Siapa mereka dan apa hubungannya dengan kehidupan manusia ?

Dalam filosofi tersebut, manusia mengakui sebagai bagian dari makhluk yang ada dalam alam semesta. Baik yang lahir ke dunia ini bersamaan yaitu ketuban (kawah), plasenta (ari-ari), tali pusat (puser), darah dan pancer yaitu diri manusia beserta seluruh perangkat yang menyertainya. Semua adalah saudara manusia itu. Begitu juga semua makhluk lain yang adanya tidak bersamaan dengan kelahiranya, baik di angkasa,  di semua penjuru mata angin di bumi, benda hidup, benda mati, yang nyata maupun yang gaib semua diakui sebagai saudara manusia itu sendiri.

Mereka adalah 'para tentara' Tuhan di bumi yang sangat berjasa dalam kehidupan manusia. Seperti anda tahu bahwa 'tentara-Nya' adalah apapun dan siapapun yang ada di bumi maupun di langit. Semua suka atau terpaksa akan tunduk kepada perintah -KUN- Nya. Semua makhluk bisa menjadi 'alat'-Nya dalam rangkaian kehidupan yang digenggam-Nya. Dari semua itu ada kewajiban pada setiap manusia untuk berbakti, patuh dan menghormati kepada wakil-wakil-Nya yang berperan langsung dalam kehidupan ini. Mereka antara lain, dimulai dari yang terdekat adalah orang tua, guru, ulama dan pemerintah.

Dalam semua agama, termasuk Islam, Allah mewajibkan manusia untuk menghormati kepada 'para wakil-Nya' dalam kehidupan manusia yaitu ayah bunda, para guru, ulama / rohaniawan dan pemerintah / ulul amri. Mengapa ? Karena mereka adalah 'wakil' Allah atau wasilah / perantara-Nya yang nyata dalam menyalurkan kasih sayang, pemeliharaan serta pengaturan-Nya terhadap kehidupan manusia.

Orang tua menjadi perantara 'ada-nya' kita di dunia ini. Para guru menjadi orang tua ruhani kita, melalui mereka kita mendapatkan ilmu. Ulama menjadi perantara-Nya dalam misi 'penerus para nabi' untuk membimbing umat. Pemerintah menjadi wakil-Nya dalam mengatur kehidupan masyarakat dalam suatu komunitas negara.

Demikian juga dengan Kakang Kawah (air ketuban) dan Adi Ari-ari (plasenta) yang mengiringi kelahiran kita. Mereka adal wujud nyata dari 'tentara Tuhan'  yang berfungsi menjaga dan mensuplai kebutuhan dalam manusia sewaktu masih berupa janin dalam kandungan si ibu. Begitu besar peranan dua makhluk ini dalam kehidupan janin manusia. Para Leluhur Jawa percaya bahwa 'spirit' mereka tetap mengikuti si manusia setelah kelahirannya untuk tetap menjadi pendamping yang setia. Ruh mereka tetap menjadi 'tentara-Nya' yang mendampingi manusia dalam kehidupannya.

Bukankah dengan mengingat (angaweruhi) mereka sebenarnya juga menjadi sarana kita mengingat-Nya ? Karena mereka adalah wujud nyata pemeliharaan Tuhan kepada manusia ketika dalam kandungan. Dengan 'sadar penuh' akan fungsi dan kehadiran mereka maka bisa menjadi tanjakan kita untuk sadar penuh terhadap 'ADA-Nya TUHAN'. Bahwa Dia dekat. Sangat dekat. Bahwa dengan sunah-Nya, ketika kita dalam kandungan ibupun sudah dikawal, dilindungi, diberi makan oleh-Nya melalui 'wakil-Nya' atau 'tentara-Nya berupa makhluk-makhluk yang menjadi saudara (sedulur) kita yaitu kakang kawah dan adi ari-ari.

Seperti halnya kita menghormati ayah bunda, guru, ulama dan pemerintah karena mereka adalah wakil-wakil Tuhan, alat-alat-Nya yang berperan dalam kehidupan kita. Begitu juga 'kakang kawah adi ari-ari' ini.  Begitu berjasanya mereka karena menjadi 'alat-Nya' dalam kehidupan kita. Bukankah juga sudah selayaknya kita 'berterimakasih' kepada mereka dengan cara 'angaweruhi' (menyadari perannya, mengingatnya) yang pada hakekatnya adalah menuju bersyukur serta sadar penuh kepada Allah SWT Sang Pemilik diri ini. Wallahu a'lam

Baca juga artikel  terkait berikut :

1. Sedulur Papat Limo Pancer Dalam Falsafah Kejawen

2. Perjalanan Ruhani Mencari Hakekat Bagaikan Perjalanan Menuju Tidur

3. Wawancara Dengan Guru Sejati

Salam, Tiknan Tasmaun

ILMU PENARIK REJEKI

Dalam terminologi Kejawan ada perbedaan antara 'ilmu' dengan 'ngelmu'. Kedua - duanya mengacu kepada suatu pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan. Namun ada perbedaan diantara keduanya. Jika 'ilmu' berkaitan dengan kognitif - pengetahuan akal, sedangkan 'ngelmu' lebih mengarah kepada 'pengetahuan bathiniah' alias intuitif.

Pembahasan kali ini secara spesifik mengarah kepada pengucapan kalimat afirmatif positif untuk membangkitkan keyakinan dalam alam bawah sadar seseorang, yang mana kalimat afirmatif tesebut dalam terminologi keilmuan disebut 'mantra'.

Salah satu mantra yang menjadi kalimat afirmatif untuk 'penarik' rejeki adalah dibawah ini :

PROSES TERAPI PENYEMBUHAN TERHADAP KANKER DAN TUMOR

Tulisan ini merupakan 'sharing' penulis tentang prosedur atau tatacara terapi penyembuhan terhadap tumor dan kanker baik yang jinak maupun yang ganas. Semua ini bukan dari sumber literatur manapun namun sebagai hasil pengalaman penulis selama ini dalam menangani penyakit tersebut.

Berikut adalah tatacara prosedur yang biasa saya lakukan dalam rangka terapi penyembuhan penderita tumor / kanker :

Pertama pasien saya ajak untuk berusaha ikhlas terhadap apaun takdir-Nya dan pada saat yang sama berusaha menanamkan keyakinan terhadap kemaha-murahan Allah SWT dan juga kemaha-kuasaNya, sehinggga apapun bisa Dia lakukan. Jika bagi manusia mustahil maka tak ada yang mustahil bagi Allah.

Kedua, Pasien saya ajak berdoa yang berisi penyerahan diri kepada Allah dan sekaligus memohon karunia-Nya untuk penyembuhan terhadap penyakit yang diderita.

Ketiga, Pasien saya terapi dengan pancaran energi Nur Sulthonan Nashiroh ( berupa energi methafisik-ilahiyah) yang merupakan anugerah Allah, yang berfungsi membakar dan mematikan jaringan kanker dan tumor tersebut. Biasanya pasien akan merasakan 'hantaman' energy tersebut. Jika tumor atau kankernya jenis yang ganas maka dilakukan dua atau tiga hari sekali hingga lima sampai tuju kali terapi. Pada jenis tumor dan kanker yang jinak bisa dilakukan terapi seminggu sekali serta cukup sampai tiga kali terapi.

Keempat. Pasien saya haruskan tiap hari meminum air rebusan daun sirsak atau moris tiga kali sehari, berturut-turut minimal sampai dua bulan. Aturan perebusannya adalah untuk sepuluh lembar daun sirsak direbus dengan tiga gelas air hingga tinggal satu gelas.
Demikian prosedur terapi yang saya lakukan dan alhamdulillah, dengan ijin Allah hasilnya menakjubkan, si pasien sembuh total. Tumor dan kanker mati sampai seakar-akarnya. Semoga sharing ini bisa bermanfaat bagi sesama.

Salam, Tiknan Tasmaun
 

MENGELOLA ENERGY METHAFISIK UNTUK PENYEMBUHAN

Energi Methafisik

Energi methafisik adalah energi yang lebih halus daripada bentuk-bentuk energi yang pada umumnya kita kenal lewat studi ilmu fisika. Energi methafisik merupakan energi dari Allah – Tuhan Yang Maha Kuasa, yang secara natural dianugerahkan kepada tiap manusia. Sedangkan pembangkitannya dan pemanfaatannya tergantung dari kemampuan manusia itu sendiri dalam mengelolanya. Energi methafisik juga tersebar di alam semesta ini karena energi ini adalah energi kehidupan itu sendiri.

Pembangkitan energi ini melalui beberapa methode. Methode-methode tersebut yang sangat lazim adalah dengan doa, meditasi dan olah pernafasan. Bahkan pada orang-orang tertentu yang sudah mempunyai energi methafisik yang tinggi biasanya mampu menyedot tambahan energi gaib dari energi khodamnya pusaka, batu bertuah ataupun jin. Namun untuk yang terakhir ini hendaknya hati-hati. Bagi yang tidak ahlinya jangan coba-coba untuk menambah energi dengan energinya jin karena Anda bisa dikuasai olehnya.

Penyembuhan

Pada dasarnya tiap tubuh manusia dianugerahi Tuhan suatu kemampuan dasar untuk menyembuhkan dirinya secara alamiah. Ini merupakan kecerdasan alamiah dan mendasar. Masalahnya adalah ketika kita sakit maka yang terjadi adalah ketidak seimbangan bio-energi yang ada dalam badan kita. ketidak seimbangan itulah yang perlu kita seimbangkan.

Bagi seseorang yang mempunyai energi methafisik bisa menyalurkan energi positif baik langsung maupun jarak jauh kepada pasien. Juga bagus jika disalurkan melalui ramuan-ramuan jamu. Fungsi penyaluran energi ini adalah untuk membantu supaya badan si pasien me-recargh bio-energi yang ia miliki supaya normal dan seimbang kembali.

Latihan Sederhana Merasakan Getaran Energi Methafisik

Anda bisa melatih kepekaan Anda dalam merasakan bio energi yang Anda miliki. Yaitu dengan cara tumpukan kesadaran Anda pada telapak tangan Anda. Konsentrasilah. Rasakan sensasi yang dapat Anda rasakan pada telapak tangan Anda.

Begitu juga ketika Anda hening berdoa, ketika Anda meditasi atau ketika Anda melatih pernafasan Anda. Rasakan sensasi yang dapat Anda rasakan disekitar tulang belakang Anda, tepatnya di tulang belakang bagian paling bawah ( jawa : silit kodok).

Jika Anda sudah mampu merasakan sensasi bio-energi Anda maka Anda bisa mulai meningkatkan kemampuan energi methafisik Anda. tahap selanjutnya adalah melatih penggunaan energi tersebut untuk berbagai keperluan.

Sedangkan cara yang sangat simple untuk pembangkitan energi methafisik demikian :

  • Duduk rireks. Jangan berfikir apa-apa. Lebih bagus lagi jika ingat Tuhan. Dalam hati sebut atau panggil nama-Nya sesuai kepercayaan Anda.
  • Berdoalah kepada Tuhan mohon untuk diberi energi penyembuhan. Ingat bahwa Tuhan bersifat welas asih, Dia maha pemberi. Ingat juga bahwa energi penyembuhan itu bersifat terbuka, murah hati dan memberi. Maksudnya yang namanya energi itu seperti energi-energi yang lainnya. Lihat energi cahaya matahari atau angin. Kemana dia memancar, asal anda mau membuka pintu dan jendela rumah Anda maka energi cahaya matahari akan masuk atau angin akan masuk rumah Anda. Energi ini tidak pilih-pilih. Lihat, tidak pandang agama,suku, warna kulit bahkan orang baik atau jahat semua mendapat energi alamiah baik berupa sinar matahari maupun energi lainnya.
  • Kemudian berusahalah untuk merasakan kehadiran energi yang Anda minta tersebut. Cara termudah adalah bayangkan ada bola cahaya yang datang dari arah atas turun tepat diatas kepala Anda kemudian masuk ke dalam diri Anda. Menyebar ke seluruh tubuh jasmani dan rohani Anda. Niatkan untuk Anda salurkan ke telapak tangan Anda. Rasakan ‘sesuatu’ yaitu sensasi yang ada di telapak tangan Anda.
  • Proses berikutnya adalah coba rasakan sensasi di bagian-bagian tertentu tubuh Anda, misalnya daerah ujung bawah tulang belakang Anda ( jawa: silit kodok ).
  • Jika Anda sudah mampu merasakan rasa sensasi energi yang masuk ke dalam tubuh Anda maka sudah saatnya Anda menggunakannya untuk penyembuhan diri sendiri maupun untuk disalurkan bagi penyembuhan orang lain.

Salam, Tiknan Tasmaun

Tumor Berubah Menjadi Air, Suatu Keajaiban ?

Peristiwa yang ingin saya sharing berikut adalah kisah nyata yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu. Semoga kisah ini bisa menjadi perenungan kita bersama bahwa keajaiban Tuhan itu masih ada, masih berlangsung dan akan tetap terus berlangsung. Sehingga jangan putus asa terhadap rahmat-Nya. Mari segala sesuatu kita sandarkan pada 'wlas-asih-Nya.

Berikut adalah kisahnya. Beberapa malam yang lalu, saya mendapat panggilan dari seorang sahabat lama. Saya sendiri kaget. Karena sudah lama dia tidak pernah menghubungi saya. Tiba-tiba dia menelepon saya.

“Mas, tolong Ibu masuk rumah sakit”, katanya. Sebut saja namanya Liba’.

“Sakit apa ? Kok mendadak”, tanyaku kemudian.

“Nggak mendadak sebenarnya. Sudah lama gejalanya. Cuma karena perut Ibu semakin membesar makanya kami larikan ke rumah sakit. Nah setelah diphoto, ternyata didiagnosa ada tumor ganas dalam perut Ibu.”

“Ya sudah, serahkan penangannya kepada para dokter. Sedangkan tugas kita adalah membantu dengan berdoa. Bahkan doamu sebagai anak tentu sangat didengar Allah,” kataku kemudian. “Sekarang di rumah sakit mana ?”

“Di RSUD Bunder”, jawabnya. Yang dimaksud adalah RSUD Gresik. “Baik mas, mohon doanya ya?!”

“Amin. Jika Allah sudah turun tangan tentu tidak sulit bagi-Nya untuk memberi jalan kesembuhan walaupun divonis tumor ganas”

Begitulah dialog saya dengan seorang sahabat yang sedang mengalami kesusahan karena ibunya sedang sakit dan didiagnosa mengidap tumor ganas. Tentu diagnosa ini sudah didukung oleh berbagai fakta laboratoris dan juga photo-photo sinar X.

Dua hari kemudian sahabat ini menelepon lagi.

“Mas, Ibu  dirujuk ke rumah sakit Karang Menjangan,” ujarnya. Tentu yang dimaksud adalah RSUD Dr. Sutomo Surabaya sebagai rumah sakit terbesar di Jawa Timur. “Karena penyakitnya yang mungkin dianggap ‘ruwet’ makanya operasinya dirujuk ke sini”, sambungnya lagi.

“Tapi ada yang aneh Mas. Tadi padi kembali Ibu diperiksa, dipoto lagi. Kok katanya dalam perut Ibu bukan tumor, tetapi air.” Dan benar Mas, setelah disedot dengan pipa yang dimasukkan melalui hidung, ternyata yang keluar adalah air. Cukup banyak juga airnya. Sekarang perut Ibu sudah kepes. Kata dokter beberapa hari lagi Ibu sudah boleh pulang. Ibu hanya didiagnosa menderita sakit maag alias lambung saja.”

Saya jadi berfikir, tumor menjadi air, keajaiban atau salah diagnosa ???? Apapun itu yang penting si Ibu sudah sembuh. Alhamdulillah. Bagi saya semua adalah  campur tangan Allah. Semua karena ‘welas asih’-Nya.

Salam, Tiknan Tasmaun

Sakit Akibat Menutup Sumur Peninggalan Leluhur

Pada suatu hari saya mendengar pengajian agama yang disiarkan oleh radiao FM milik ponpes Sunan Drajad, Drajad, Paciran, Lamongan. Pengajian agama tersebut dibawakan oleh seorang ulama terkenal yaitu KH Abdul Ghofur, pimpinan ponpes tsb. Dalam pengajian tsb, beliau bercerita bahwa pernah diundang orang untuk mengobati orang sakit.

Penderita yang sakit itu sudah capek berobat ke dokter, rumah sakit maupun dukun dan tabib. Namun belum kunjung sembuh. Jangankan sembuh, diagnosis penyakiyna saja tidak ketemu. Menurut pandangan Beliau ternyata sakit orang tersebut adalah disebabkan karena perbuatan orang itu yang menutup sumur peninggalan mbah / kakeknya. Setelah diganti dengan sumur yang baru, alhamdulillah orang tersebut sembuh.

Kebetulan saya juga pernah mengalami hal yang hampir serupa. Suatu saat saya diminta tolong tetangga kampung untuk mengobati keluarganya yang sakit 'jimpe' (mati rasa alaias lumpuh) sebelah tangannya. Setelah saya 'periksa' ternyata penyakitnya juga disebabkan karena dia telah menutup sumur yang dibuat oleh almarhum orang tuanya. Kemudian saya sarankan untuk mengganti amal jariah orang tuanya yang berupa sumur itu dengan jalan menyedekahkan sebagian hartanya ke masjid untuk dihadiahkan kepada orang tuanya. Hal itu sebagai ganti jariah sumur yang telah dia tutup. Alhamdulillah, sembuh.

Menjadi pertanyaan besar, apa kaitannya menutup sumur tersebut dengan sakit yang diderita???

Teorinya begini. Si pembuat sumur yang telah meninggal dunia dan hidup di alam barzah mempunyai "bank pahala" berupa sumur. Itu merupakan amal jariah yaitu amaliyah yang tidak akan terputus hatta si empunya telah meninggal. Tiap ada orang yang mengambil air dari sumur tersebut maka dia mendapat 'kiriman' hadiah ganjaran. Nah, ketika sumur itu sudah ditutup tanpa diganti dengan jariah dalam bentuk lain maka terputuslah "buku bank amalan jariahnya", tiada mengalir lagi pahalanya. Maka dia menjadi kecewa.

Kekecewaan orang tersebutlah yang kemudian 'ditransfer' oleh Allah ( karena sunah-Nya : berbuat baik dapat kebaikkan, berbuat merugikan orang lain akan mendapat kerugian juga kepada manusia yang telah menutup sumur tersebut. Kekecewaan orang yang hidup di alam barzah tersebut menjadi energi negatif yang kemudian mencari si penyebabnya dan menempel kepada manusia penyebabnya. Energi negatif ini kemudian bisa muncul dalam bentuk kemelaratan, kesakitan, celaka dan lain sebagainya.

Sebaliknya bagi orang yang mau menyenangkan para ahli kubur maka kegembiraan mereka akan menjadi energi positif yang akan menuju kepada orang yang membuat kegembiraan itu. Energi positif ini akan muncul dalm bentuk banyak rejeki, kebahagiaan, keberuntungan dan lain sebagainya. Wallahu a'lambishowab.

Bagaimana pendapat Anda ?????? ?

Salam, Tikan Tasmaun

Deka : Pikiran Bawah Sadar, Antara Keinginan Manusia dan Rencana Tuhan

Para pakar motivasi sangat menekankan akan pentingnya motivasi dan sugesti diri agar berhasil terhadap apa yang ingin dicapai manusia. Tentu kita semua setuju. Namun ada satu hal lagi yang justru amat sangat menentukan perjalanan hidup manisia yaitu campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Sering kita mengatakan bahwa itu adalah kebetulan. Namun sebenarnya tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini. Semua ada dalam pengetahuan-Nya. semua terjadi dengan ijin-Nya.

Berikut adalah artikel yang saya kutip dari forum diskusi Patrapmania yang diasuh oleh Saudara Yusdeka Putra. Dalam artikel tersebut Mas Deka memaparkan kisahnya demikian :

...........
Pikiran Bawah Sadar kah?

Assalamu'alaikum .wr. wb

Menarik sekali membaca pena Mas Aziz dan Mas Wahyu tentang serba serbi kehebatan manusia yang berkenaan dengan alam bawah sadar ini (lihat posting bulan 18 Mei 2009 - http://groups.yahoo.com/group/dzikrullah/message/2494 - Mod). Apalagi sekarang ini begitu menjamurnya kita lihat fenomena-fenomena luar biasa yang ditampilkan kedepan publik, baik itu oleh para MASTER yang heboh di TV baru-baru ini, maupun oleh para pakar MOTIVASI yang menjamur diberbagai profesi. Semua fenomena itu diyakini orang sebagai buah dari eksplorasi kekuatan pikiran bawah sadar manusia.

Izinkan pula saya mengulasnya sedikit dari pemahaman yang masih tersisa didalam otak saya.

Pembagian pikiran manusia menjadi dua kelompok besar, yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (subconscious mind), hanyalah sekedar untuk membedakan proses kegiatan berfikir yang bisa kita ikuti secara runut dengan kegiatan yang tidak bisa kita pahami runtutan kegiatannya. Selama sebuah kegiatan dan kejadian bisa kita kendalikan dan kita runut, maka itu kita anggap sebagai sebuah proses berfikir secara sadar dan dialam sadar pula. Sebaliknya kalau kegiatan dan kejadiannya tidak bisa kita kontrol secara sadar, maka semua itu kita kelompokkan sebagai proses yang terjadi dialam bawah sadar kita dan kejadiannya kita anggap tidak kita sadari pula. Tidak ada yang salah dengan pembagian seperti ini. Sangat-sangat boleh sekali.

Dalam kesempatan ini ingin sharing tentang sebuah perjalanan hidup saya yang mungkin bisa dijadikan sebagai sebuah cermin buram dalam mematut-matut diri kita masing-masing.
Saya juga banyak pengalaman menarik seperti yang diceritakan Mas Aziz dan Mas Wahyu. Dulu dengan terheran-heran saya seperti dipaksa untuk memasuki waktu demi waktu seperti yang pernah saya pikirkan.

Waktu di SMA dulu, saya pernah berfikir, bahwa saya ingin kuliah di ITB dan bekerja di PABRIK. Setamat SMA saya langsung sempat kuliah di UNAND Fak Pertanian. Akan tetapi seperti ada kekuatan yang menarik-narik saya untuk kuliah di ITB, sehingga kuliah di UNAND saya tinggalkan dengan gagah berani. Orang tua saya hanya terheran-heran saja melihat apa yang saya lakukan itu. Tahun berikutnya, tahu-tahu saya sudah duduk di bangku ITB.

Diawal melangkahkan kaki saya di ITB, saya pernah berniat, bahwa saya akan selesai kuliah kalau saya bisa Khatam Al Qur'an sebanyak 4,5 kali (kira-kira 4,5 tahun). Ditahun ke 4 saya sudah Khatam Al Qur'an sebanyak 4 kali (dalam waktu 4 tahun). Lalu saya berhenti mengaji. Entah kenapa tugas akhir saya ditolak dan beberapa mata kuliah harus saya ambil ulang. Saya ingat niat saya, lalu saya lakukan lagi pembacaan Al Qur'an setiap hari. Pas selesai kalimat "wal yathalaththaf" lebih sedikit (0,5 Al Qur'an), saya lulus dari ITB (dalam waktu 5 tahun).

Sehari sebelum Wisuda, mata saya memandang sebuah pengumuman di kampus, bahwa perusahaan XXXXX, sedang merekrut calon karyawan. Seperti ada yang menarik saya untuk ikut test saat itu. Al hasil semua test saya lalui dengan baik, sehingga sayapun bekerja diperusahaan tersebut sampai sekarang. PABRIK.

Waktu mau berangkat kuliah ke Bandung dulu, orang tua saya dan tante-tante saya berpesan bahwa jangan kecantol dengan mojang priangan, tapi pikiran saya berkata bahwa mojang priangan juga nggak apa-apa kok asal jodoh saja. Seperti ada saja caranya sehingga sayapun berjodoh dengan mojang priangan yang alhamdulillah masih bertahan sampai sekarang dan insyaallah sampai akhir hayat kami nanti.

Sebuah Milestone hidup sudah saya lalui nyaris persis sama dengan apa yang saya pikirkan sebelumnya waktu saya masih di SMA dulu ...
Setelah bekerja beberapa bulan, tiba-tiba saja saya berfikir bahwa saya ingin belajar bahasa Inggris dengan tekun. English from radio Australia pun saya rekam setiap pagi selama 3 bulan. Dan kemudian saya dengarkan berulang-ulang sambil santai. Suatu saat, ada sales dari Grollier lewat didepan rumah dinas saya membawa sekoper kaset pelajaran bahasa Inggris "Welcome to English", dan saya seperti dipaksa untuk membelinya (1 koper). Cukup mahal juga waktu itu.

Istri saya hanya terheran-heran saja melihat tingkah polah saya. "Nggapain sih pah ", untuk apa itu kaset didengarin terus. Beli-beli terus, kan itu mahal ...?". Saya hanya menjawabnya dengan singkat. "Saya mau kuliah lagi ke Amerika "!". Pikiran untuk kuliah lagi di Amerika itu entah dari mana datangnya.

Sebelum berangkat ke Amerika, saya sempat dulu kehilangan mobil dinas. Seperti yang saya pikirkan juga, dengan sangat mengherankan mobil itu seperti dikembalikan lagi kepada saya oleh sang pencuri sebulan kemudian dengan cara yang unik. Mobil itu seperti sengaja diantarkan lagi ke Cilegon oleh orang yang telah membelinya dari si pencuri. Tujuan si pembeli ke Cilegon adalah untuk mengambil BPKB, karena saat dicuri, STNK mobil secara aneh telah ketinggalan didalam mobil pada saat dicuri itu.

Dua tahun kemudian setelah merekam English from Radio Australia, dengan Bea Siswa STAID, saya sudah duduk di bangku NMSU, New Mexico, negara bagian Amerika yang berhawa panas, juga seperti yang saya pikirkan sebelumnya (karena memang saya tidak suka dengan dinginnya salju). Bahkan nilai-nilai yang saya dapatkan di NMSU itu nyaris seperti yang saya pikirkan, yaitu semua A (cuma meleset 1 B).

Dengan semua keberhasilan itu, ditahun 1994 mulai muncul rasa angkuh dan sombong saya. Semua itu dimulai dari PIKIRAN SAYA. Bahwa SAYA PIKIR, apapun yang saya pikirkan, saya bayangkan, saya lamunkan, ternyata hampir pasti bisa terjadi dengan mudah. Karena kenyataannya memang begitu. Tambahan lagi, karena saya punya file yang cukup baik pula tentang agama, maka saya mulai BERFIKIR bahwa diri saya adalah hamba Allah yang dikasihi dan diistimewakan oleh Allah. Saya pikir begitu. Apalagi dengan modal ilmu agama dan ibadah-ibadah yang telah saya lakukan selama ini, saya pikir itu wajar saja terjadi pada diri saya.

Dari fikiran seperti itu lalu muncullah rasa sombong dan angkuh yang mengisi sudut-sudut hati saya. Rasa sombong dan angkuh itu lalu memicu pikiran saya yang lain, yaitu pikiran untuk mengecilkan dan meremehkan orang lain yang ada disekitar saya. Pikiran seperti itu ternyata memunculkan berbagai rasa baru dihati saya, ada rasa marah, ada rasa benci, kalau orang lain menghina pikiran saya, mencaci pikiran saya. Ada pula rasa takut dan khawatir kalau-kalau orang lain nanti mematikan fikiran saya, kalau-kalau orang lain memerangi fikiran saya. Juga ada pula rasa senang dan sumringah ketika pikiran saya ternyata diamini dan didukung oleh orang lain disekitar saya. Terbolak-baliknya suasana dada saya diantara rasa marah, benci, lalu muncul takut dan khawatir, dan adakalanya muncul senang dan sumringah, saya lalui dengan ketidaksadaran bahwa terbolak-balik seperti itu ternyata tidak enak. Ini yang tidak mampu saya sadari. Saya pikir semua orang harus menjalani suasana rasa di dada yang terbolak balik itu. Suasana hati atau QALBU dalam bahasa Arabnya.

Tiba-tiba ... DERR ...

Terjadilah JEWERAN ALLAH kepada saya di tahun 1995 .... Anak kedua saya, yang diberi nama FITRI oleh anak pertama saya (KARIMA), meninggal didalam kandungan istri saya. Jeweran Allah ini ternyata adalah sebuah proses awal yang cukup panjang yang membawa saya untuk berkenalan dengan Pak Haji Slamet Utomo dan Ustad Abu Sangkan di akhir tahun 2000.

Pak Haji Slamet Utomo lalu mengenalkan saya, meletakkan saya, mendudukkan saya pada sebuah tatanan kesadaran yang menakjubkan. Apa yang saya kira selama ini bahwa manusia ini bisa mewujudkan apa-apa yang dipikirkannya dengan bersungguh-sungguh (sebentuk rasa sombong dan angkuh), ternyata mentah semua. Apa yang disebut orang sebagai kekuatan pikiran bawah sadar, yang dulu juga saya amini dan yakini, ternyata dibabat habis oleh pemahaman yang Beliau tanamkan kepada saya dengan telaten. Dan yang paling spektakuler adalah Beliau memperkenalkan saya dengan Allah bahwa Allah Maha Meliputi segala sesuatu (Al Fushilat 54). Yang Maha Meliputi itu adalah DZAT-NYA, segala atribut-Nya, Sifat-Nya, Af'al-Nya, Kekuasaan-Nya, Kekuatan-Nya, Kehebatan-Nya. Selama ini yang saya yakini adalah Allah ada dilangit. Satu ini saja yang saya yakini tentang Allah, sehingga saya mearasa Allah begitu jauh dengan saya. Akibatnya saya masih dengan gagah berani mencampuradukkan antara iman dan berbagai kefujuran. Dari tahun ketahun, Beliau dan Pak Abu hanya melatih dan membawa dan meletakkan kesadaran saya untuk menyadari bahwa ADA Allah Maha Meliputi segala sesuatu.

Yang tak kalah spektakulernya adalah bahwa Beliau membuat saya tidak berkutik tatkala Beliau meletakkan saya pada sebuah kenyataan tentang Allah. Bahwa Allah selalu merespon, menjawab, dan mengabulkan semua panggilan-panggilan dan do'a-do'a apapun yang kita ucapkan, atau niat apapun yang muncul didalam hati kita, walau niat itu belum terucapkan oleh lidah kita.

Inilah yang membuat saya TAKLUK dengan Allah. Sudahlah Dzat-Nya Maha Meliputi segala sesuatu, dekat sekali, INI, Dia ternyata juga Maha cepat merespon, menjawab, membalas segala aktifitas kita setiap saat. Semua itu bukan hanya sekedar pada tatanan ilmu pengetahuan dan hafalan-hafalan saja, tapi sampai masuk kedalam pengertian, susana, dan realitas yang tak terbantahkan. Sehingga sayapun akhirnya MENYERAH TOTAL kepada-Nya. Saya menyerah ..., rah ..., rah ...

"INI, Sang Maha Meliputi", kata Beliau menunjuk ke INI.
Karena saya nggak ngerti, yang saya lihat adalah ujung telunjuk beliau. Disitu hanya ada telunjuk Beliau, ada ruang udara, ada ruang atmosfir.
"Mana Pak Haji?", tanya saya kebingungan.
Beliau tersenyum renyah kepada saya, "Yang kamu lihat itu barulah alam, yang akan musnah, yang tidak abadi. Alam itu akan hancur ... "
Karena nggak ngerti, saya hanya melongo saja sambil tetap memandang pada ujung jari beliau tanpa berkedip.
"Karena hanya Allah yang ngerti tentang Allah, maka cobalah panggil Dia. Panggillah Dia dengan ungkapan 'Ya Allah ..., Ya Rahman ...', berkali-kali", kata beliau dengan lembut.

Karena saya nggak ngerti, saya ikuti saja perintah Beliau dengan semangat empat lima. Waktu itu masih kental sekali pengajaran yang dinamakan dengan PATRAP (untuk yang ingin kenal dengan istilah ini, silahkan baca buku Berguru kepada Allah, karya Ustad Abu Sangkan). Beliau dengan telaten mengajak kesadaran saya untuk merangkak selangkah demi selangkah memasuki suasana yang sungguh mencekam. Beliau membawa kesadaran saya mulai dari Patrap I, masuk ke Patrap II, dan masuk lagi ke Patrap III. Sekali latihan bisa memakan waktu 2-3 jam, atau malah bisa lebih.

Demikianlah, berbilang tahun saya dilatih dan berlatih bersama Pak Haji Slamet dan Ustad Abu Sangkan di Jakarta dan juga di Banyuwangi. Dan berbilang tahun pula saya diajak dan didudukkan oleh Beliau untuk memperbarui IMAN saya kepada Allah. Aneh memang. Pelajaran spiritual yang konon kabarnya sering diidentikkan dengan kepemilikan berbagai ilmu kesaktian, ilmu yang aneh-aneh, ilmu yang hebat-hebat, sepertinya jauh panggang dari api saat itu. Cara latihannya pun sederhana sekali. Tidak ada hitung-hitungan, tidak ada hafalan-hafalan, tidak perlu pikiran-pikiran. Urutan Patrap I, II, III itupun ternyata tidak perlu dihafalkan. Tadinya saya mencoba untuk menghafalnya, tapi ternyata itu nggak perlu dihafal. Ternyata Pak Haji Slamet Utomo hanya sekedar (Iqraa) membaca suasana demi suasana atau keadaan demi keadaan sejak awal latihan sampai akhirnya munculnya realitas "Inna shalati wanusuki wamahyaaya wamamati lillahi rabbul 'alamin" (berserah total mengikuti kemauan Dzat); QS 41:54. MENYERAH TOTAL ...

Yang Beliau ajarkan adalah langkah demi langkah bagaimana cara kita mengajari otak kita, dada kita, Nafs kita untuk kembali berada dalam suasana berserah total mengikuti kemauan Dzat. Kesadaran untuk mau berserah total mengikuti kemauan Dzat. Suasana yang sudah hilang secara bertahap sejak kita mulai mengaku bisa dan hebat. Beliau mengajari saya untuk duduk dalam suasana BERIMAN kepada Allah, bagaimana caranya untuk duduk dalam SIKAP BERKETUHANAN. Sampai-sampai kalau berbicara tentang Allah, tidak ada lagi keraguan sedikitpun yang muncul tentang Keberadaan, tentang Wujud, tentang Sifat, dan tentang Dzat Allah. INI. Ya ..., tentang INI ...

"ADA Allah, INI ...", kata Beliau. Dan sayapun lalu tersungkur bersimbah air mata (bukan sekedar hanya tangis emosional). Tersungkur ..., kur ..., kur. Subhanallah ....
Suatu ketika, dalam sebuah latihan, tiba-tiba Beliau berteriak sambil bergetar hebat: "Ya Hayyuu ..., Ya Hayyuu ..., hayyuu ..., Huu ...".

Saya yang berada disamping Beliau juga ikut terpekik. Saking tercekamnya saya, saya malah sampai berteriak histeris, menangis, sambil terjatuh tersungkur dan terguling-guling. Saya merasakan bahwa seluruh sel-sel tubuh saya, nafas saya, jantung saya, darah saya, dan alam semesta seperti diliputi oleh Sang Maha Hidup, Al Hayyu ...

Ada sebuah dorongan yang sangat kuat muncul dari liputan Sang Maha Hidup yang menggetarkan pita suara saya, sehingga suara yang keluar hanyalah suara serak tercekam: "Hayyuu ... hayuuu ..., hayyuu ...", untuk beberapa saat. Lalu kemudian yang ada hanyalah hening, diam.

Tak berapa lama kemudian, Beliau mewejang (bukan membacakan hafalan) kepada saya dan teman-teman:
Dialah Allah ...
Dzat Yang Maha Hidup ...
Dzat Yang Maha Maha meliputi segala sesuatu ...

"Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan", (Ar Rahman 29).

Dialah Allah ...
Dzat Yang Maha Mengabulkan, Al Mujiib ...
........................................

Penggalan wejangan Pak Haji Slamet Utomo berikut suasananya inilah yang telah mengubah pemahaman saya tentang adanya kekuatan alam pikiran bawah sadar dan alam pikiran sadar yang selama ini saya yakini.

Ada setitik pencerahan yang muncul saat saya kembali merefresh suasana wejangan tentang Sang Maha Hidup dan Sang Maha Mengabulkan diatas. Ternyata pikiran saya tentang kekuatan alam sadar dan kekuatan alam bawah sadar seperti ini telah menjauhkan saya dari Allah. Saya merasa seperti bisa memerintahkan Allah agar Dia segera memenuhi semua permintaan saya. Saya bahkan merasa bahwa sayalah yang punya kehendak terhadap diri dan kehidupan saya. Yang mewujudkan semua permintaan saya itu semata-mata adalah proses yang terjadi karena kekuatan pikiran bawah sadar saya sendiri. Begitulah bertahun-tahun saya punya pikiran.

Tapi, barusan saja, setelah membaca ulasan Mas Aziz dan Mas Wahyu, pikiran saya tiba-tiba saja sudah berubah dengan sangat drastis. Betapa tidak ..., kemanapun saya menghadap, ternyata ADA Sang Maha Hidup (Al Hayyu) yang sedang Super Sibuk mendengarkan dan menyambut segala permintaan semua makhluk-Nya. Semua makhluk yang ada dilangit dan dibumi tak henti-hentinya meminta kepada-Nya. Walau Iblis sekalipun, ternyata juga selalu menyampaikan permintaan abadinya kepada Allah: Ya Rabbi.., "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya ...", (shaad 82).

Dan ternyata semua permintaan-permintaan makhluknya itu juga dikabulkan oleh Allah dengan cara-Nya yang sangat unik. Keunikan cara Allah itu kadangkala kita anggap sebagai cara yang tidak masuk akal, tidak terpikirkan, dan tidak terjelaskan. Kesimpulan seperti ini sebenarnya muncul hanya karena kita mencoba mengukur cara kerja Allah mengabulkan permintaan semua makhluknya dengan cara pandang kita sendiri sebagai manusia. Ya nggak nyambung.

Karena ada cara-cara pengkabulan Allah yang tak terjelaskan, tak terpikirkan, tak tersadari seperti ini, maka kebanyakan kita lalu menyebutnya saja sebagai kekuatan pikiran alam bawah sadar. Ungkapan ini sebenarnya sudah sangat bagus, cuma butuh sedikit penyempurnaan saja lagi, agar kesadaran kita bisa lebih berkilau dan bernas. Kenapa ...?.
Kalau kita kupas sedikit cover Sang Hayyuu, maka dengan sangat mencengangkan kita akan takjub memandang-Nya.

Betapa Allah, Sang Maha Hidup, Yang Maha Meliputi segala sesuatu, juga Maha Mengetahui segala kebutuhan makhluk-Nya. Setiap makhluknya punya kebutuhan sendiri-sendiri dan punya caranya sendiri-sendiri pula dalam menyampaikan permintaannya kepada Allah, Sang Khalik.

Manusia, dengan perkembangan umur dan pikirannya mulai merasakan kekurangan demi kekurangan dalam hidupnya. Yang pertama muncul, adalah adanya pikiran ketidakcukupan akan kebutuhan hidup. Tiba-tiba kita seperti dialiri pikiran bahwa apa yang kita miliki sekarang ini sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan kita. Lalu mulailah muncul rasa kekurangan didalam dada kita. Ya ..., kita merasa kurang akan sesuatu karena pikiran kita mengatakannya demikian. Karena kita berpikir kurang itulah maka kita akhirnya benar-benar merasakan itu kurang. Padahal sebelumnya dengan hal sama kita tidak merasakan kekurang apa-apa. Dulu kita jalan kaki kesekolah 2-3 KM rasanya enjoy saja, tapi sekarang, setelah dewasa dan beranjak tua, kita mau ke warung sebelah (desa) saja kita merasa ada yang kurang kalau kita tidak pakai mobil, motor, atau becak.

Pikiran tentang ketidakcukupan dan kemudian diikuti pula dengan rasa kekurangan itu muncul menyeruak begitu saja dari suasana diam dan hening. Pastinya, semua itu muncul tepat didalam liputan Sang Maha Hidup, lalu menyentuh dan mengalir memasuki sel-sel otak kita, dan selanjutnya mengalir pula kedalam pusat-pusat rasa yang ujungnya adalah pada bagian tubuh tertentu. Otak kitapun berpendar dan berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu untuk alat kita berfikir, alat kita menganalisa, alat mememutuskan, dan alat kita untuk menggerakkan tangan, kaki, mata, mulut, dan telinga kita untuk melakukan berbagai aksi yang dibutuhkan untuk menanggulangi ketidakcukupan dan rasa kekurangan itu.

Karena Ada Sang Hidup yang meliputi mata, telinga kita sehingga kita bisa melihat dan mendengar, maka semua yang bisa kita lihat dan dengar itu secara otomatis akan diukir oleh Sang Maha Hidup didalam otak kita berupa ukiran-ukiran memori yang akan mempengaruhi cara berfikir kita. Makanya walau setiap orang dialiri oleh pikiran ketidak cukupan dan rasa kekurangan yang bisa saja sama, akan tetapi keinginan, analisa, keputusan, dan aksi yang dilakukan orang perorang sangatlah berbeda.

Dari adanya rasa kekurangan itu, lalu muncul rasa INGIN agar kekurangan dan ketidakcukupan kita itu terpenuhi. Rasa ingin itupun seperti muncul begitu saja didalam dada kita. Umumnya kekeliruan kita selama ini adalah bahwa kita merasa keinginan itu adalah keinginan kita sendiri. Kita tidak bisa sedikitpun merendahkan diri untuk berkata: "Terima kasih ya Allah, Engkau telah berkenan meletakkan rasa ingin ini kedalam dada saya". Selalu saja yang kita lakukan adalah kita mengaku dengan gagah berani: "saya ingin ini, saya ingin itu". Lalu kita memulai langkah kita dengan segala pengakuan kita itu.

Cuma saja, karena kita sadar bahwa kita tidak punya kekuatan untuk memenuhi rasa ingin itu, maka kita mulai mencari suatu tempat atau alamat berpegangan yang kita YAKINI akan bisa membantu kita untuk memenuhi rasa ingin kita itu. Kita lalu meminta, berdo'a, menyampaikan apa-apa kekurangannnya itu kealamat yang kita yakini bisa memenuhi dan mengabulkan permintaan kita itu.

Kemudian terjadilah proses pengkabulan yang kalau dipikirkan menurut alur pikir kita sebagai manusia terlihat begitu aneh dan unik. Banyak kejadian-kejadian yang sekilas terlihat sebagai peristiwa-peristiwa kebetulan. Kebetulan ...., ooo kebetulan terjadi ini, dan kebetulan pula hasilnya sama dengan yang kita pikirkan diawalnya.

Begitu terjadi pengkabulan, umumnya dengan gagah berani kita mulai mengaku bahwa keinginan kita itu sudah terkabul dengan sendirinya. Namun karena sebagian besar dari kita adalah orang yang beragama, kita sudah punya pengetahuan agama diotak kita, maka mau tidak mau, yakin atau tidak yakin, maka kita memaksa-maksakan diri dan meyakin-yakinkan diri bahwa semua itu adalah atas perkenan dari Tuhan. Inilah salah satu tujuan dari agama-agama dan kepercayaan yang ada dimuka bumi ini.

Setiap agama dan kepercayaan ternyata punya alur pikir sendiri-sendiri tentang Tuhan ini. Agama-agama dan kepercayaan punya sesuatu arah pikir tertentu dan tersendiri yang dipertuhankan (dihebatkan, dimahakan) oleh penganutnya. Sehingga setiap kali penganutnya berkata tentang Tuhan, maka pikirannya akan terhenti pada sesuatu yang menurutnya itu adalah Tuhan. Setiap penganutnya berkata, Tuhan ..., Tuhan ..., Tuhan ..., atau Allah ..., Allah ..., maka dimana pikirannya terhenti saat itu, maka alamat itulah yang dianggapnya sebagai Tuhan itu. Artinya kesadaran kita berhenti pada sesuatu atau WUJUD dalam setiap langkah hidup yang kita lalui.

Maka sudah selayaknya kita berhati-hati mengamati alamat tempat berhentinya pikiran kita ini dari waktu kewaktu. Seharusnya kita mampu melakukan transformasi dan evolusi arah kesadaran kita dari yang serba benda, serba materi, serba persepsi, serba pikiran, menjadi semurni-murninya kesadaran yang sadar akan keberadaan kita didalam liputan Kemahaberadaan Wujud Maha Hidup Yang maha Meliputi segala sesuatu.

Kalau sudah begini, kita akan dengan mudah tersenyum melihat perjalan hidup yang kita lalui dari waktu kewaktu. Betapa tidak:

Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang meliputi segala sesuatu.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang mengantarkan kita menuju destiny kita sesuai dengan kehendak-Nya yang tertentu, sehingga dengan sebab itulah Dia menciptakan kita.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang meletakkan berbagai kebutuhan dan kehendak kedalam otak dan dada kita agar kita bisa bergerak dari makhluk yang sangat sederhana menjadi makhluk yang sangat kompleks.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang meletakkan RASA KEKURANGAN kedalam dada, sehingga kita merasa bahwa apa yang kita punyai saat ini sudah tidak cukup lagi agar kita bisa menjalankan berbagai fungsi dan tugas kita.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang kemudian mengalirkan RASA INGIN kedalam dada kita agar kita untuk menghilangkan rasa kekurangan yang ada saat ini. Agar kita bisa menjadi lebih baik dari apa yang kita lalui dimasa lalu.

Catatan: Rasa ingin akan sesuatu yang hanya muncul semata-mata karena dorongan-dorongan kebutuhan ketubuhan kita saja, disebut sebagai rasa ingin dari bawaan ketubuhan (HAWA un NAFS). Sedangkan Rasa ingin akan sesuatu yang ditarok oleh Allah sendiri manakala kita tidak sedikitpun menginginkan dan memikirkan sesuatu itu sebelumnya, disebut sebagai rasa ingin yang diilhamkan Allah kepada kita.

Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang MENGGERAKKAN berbagai potensi berupa pengetahuan-pengetahuan yang bisa kita tangkap dengan mata dan telinga kita.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang berkenan memberikan kita KEBEBASAN untuk memilih potensi yang mana yang akan kita pakai diantara berbagai potensi yang telah DIA gerakkan dihadapan kita.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang juga berkenan MEMILIHKAN kita potensi yang terbaik buat kita sesuai dengan pikiran-Nya sendiri, ketika kita mau mewakilkan diri kita (tawakkal) kepada Allah.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang mengaliri kita dengan DAYA sehingga kita bisa mengerjakan potensi-potensi terpilih untuk mencukupi kekurangan kita. Mampunya kita mengerjakan potensi-potensi inilah yang biasanya kita sebut sebagai kekuatan pikiran sadar kita.
Ada Sang Maha Hidup, Al Hayyuu, yang mengalirkan Daya, Gerak, Pikiran, Kederdasan, dan potensi-potensi lain yang ada diseluruh petala langit dan bumi yang saling terkait satu sama lain sebagai jalan atau cara untuk terpenuhinya kebutuhan kita. Proses ini terjadi sedemikian rupa tanpa kita sanggup untuk merangkai hubungan-hubungannya dengan sadar. Keadaan seperti ini kemudian kita istilahkan sebagai kekuatan pikiran bawah sadar kita.

Proses saling berhubungan antara sebuah kehendak, pengkabulan, kejadian, dan hasil seperti ini dinamakan orang dengan berbagai nama dan istilah. Ada yang menyebutnya Mestakung, Law of Atraction, Law of Spiritual Atraction, kekuatan pikiran, dan lain-lain sebagainya. Sebenarnya pemahaman-pemahaman seperti ini adalah sebuah bentuk lompatan pemikiran dan kesadaran manusia yang cukup besar. Kita mulai menyadari bahwa ada Hukum dan Kekuatan Luar biasa yang bekerja diluar nalar pikiran kita untuk memenuhi berbagai kebutuhan kita sepanjang hidup kita. Ini sudah bagus sebenarnya. Sejalan dengan apa yang diajarkan oleh berbagai ajaran agama dan kepercayaa yang ada didunia.

Cuma sayang kesadaran seperti itu tidak dengan serta merta mampu meningkatkan kerendahan hati (ketidaksombongan), ketundukan, penyembahan, penghormatan, serta rukuk dan sujud kita kepada WUJUD yang Maha Mengatur itu semuanya. Ya ..., tidak banyak dari kita yang mampu sujud dan rukuk merendah-rendah pada Sang Maha Hidup. Apalagi untuk sampai pada suasana DIRUKUKKAN dan DISUJUDKAN sendiri oleh Sang Maha Hidup INI. Sayang sekali sebenarnya. Padahal hanya tinggal selangkah dua langkah lagi untuk sampai kesana.
Al Hayyuu, Sang Maha Hidup.

Ada Sang Maha Hidup yang meliputi segala sesuatu. Meliputi pikiran dan rasa seluruh makhluk-Nya. Meliputi seluruh sel dan atom makhluk-Nya. Tanda Ada Sang Maha Hidup itu gampang saja, yaitu adanya GERAK. Cobalah sadari dan rasakan gerak nafas kita, gerak denyut jantung kita, atau gerak apa saja yang bisa kita lihat maupun yang tak terlihat, maka itu adalah tanda adanya Sang Maha Hidup. Tidak bisa tidak ...

Nah ..., sekarang amatilah. Apapun yang kita pikirkan, impikan, niatkan, sampaikan, ungkapan, dan lantunkan tentang sesuatu yang kita kehendaki, maka ternyata saat itu juga semuanya tepat disambut oleh Wujud Hidup Yang Maha Meliputi. Wujud yang salah satu aktifitas-Nya adalah mengabulkan kehendak itu dengan cara-Nya yang sangat unik. Karena Dia memang adalah Al MUJIIB, Sang Maha Mengabulkan Kehendak hamba-Nya.

Misalnya kita baru sekedar berniat saja untuk berbuat baik, maka niat kita itu tepat disambut oleh Wujud Maha Hidup Yang Maha Meliputi. Niat kita itu kemudian menyebar kesetiap pelosok alam yang berada dalam liputan Sang Maha Hidup. Karena memang Dia adalah Al WAASI' (Yang Maha Luas Dan Meluaskan). Niat baik kita itu menyentuh makhluk apapun juga yang ada disemua alam yang ada, termasuk diri kita sendiri. Niat baik kita itu di booster oleh Sang Maha Hidup dengan kekuatan yang berlipat ganda. Sehingga apapun dan siapapun juga akan ikut merasakan niat baik kita itu. Semua akan bermandikan niat baik kita itu. Apalagi kalau Sang Maha Hidup berkenan mengaliri kita dengan Daya-daya-Nya yang tepat agar kita bisa melakukan niat baik itu, maka seluruh alam semesta akan berpendar dalam kebaikan pula.

Dan ternyata kebaikan itu kembali kepada kita dengan kekuatan yang berlipat ganda. Dalam istilah agamanya disebut sebagai pahala yang berlipat-lipat. Misalnya, sekali shalat berjamaah saja, maka manfaat shalat itu akan kembali kepada kita dengan kualitas 27 kali. Sekali kita besedekah, maka manfaatnya akan kembali kepada kita dengan peningkatan lebih dari 700 kali.

Dengan cara yang sama, do'a-do'a kita, perbuatan baik kita, kasih sayang kita, kebaikan apapun yang kita lakukan, dan bahkan niat buruk kita, perbuatan buruk kita, maka semuanya itu akan disambut oleh Wujud Hidup Yang Maha Meliputi, Wujud Yang Maha Cerdas dalam Mencipta (Al Khalik). Dia lalu mengalirkan kecerdasan-Nya itu kepada diri-diri lain ada disekitar kita, sehingga do'a kita itu tiba-tiba sudah terkabul begitu saja.

Anehnya, begitu permintaan terkabul, kita terlalu sering lupa untuk berterima kasih dan merunduk sejenak pada Wujud Sang Maha Meliputi. Ada memang kita mengucapkan kalimat "Alhamdulillah ... ", tapi sayang ucapan kita itu kosong, tidak ada muatan dan dayanya. Sehingga kita tidak sedikitpun mampu mengambil manfaat dari ucapan kita itu dalam bentuk meningkatnya RASA IMAN kita kepada Allah. Biasanya kalau ucapan Alhamdulillah kita itu bernas dan ada muatan kerendahatian kita, maka salah satu respon Allah adalah kita akan dirukukkan, dirundukkan, dan bahkan disujudkan-Nya dengan sangat santun. Seringkali pula respon-Nya adalah berupa tuntunan agar lidah kita, pita suara kita mengeluarkan pujaan kepada Allah sendiri.

Akhirnya, kita benar-benar bisa merasakan bahwa kita punya Allah yang sangat perhatian kepada kita. Allah yang sangat CARE kepada kita, Allah yang tidak akan pernah meninggalkan kita sesaatpun juga. Dalam bahasa arabnya keadaan seperti ini disebut sebagai RASA IMAN kepada Allah. Iman yang tidak punya rasa keterpaksaan sedikitpun akibat dalil-dalil yang memang lebih banyak memaksa kita untuk beriman kepada Allah.

Oleh sebab itu, kita sebaiknya sangat berhati-hati dengan setiap perkataan yang kita ucapkan, karena ucapan kita itu akan segera disambut, di booster, dan disebarluaskan kesetiap pelosok alam semesta oleh Sang Maha Hidup Yang Maha Meliputi segala sesuatu. Kita sendiri akan terkena kembali oleh ucapan dan niat kita itu, seperti kata sebuah pepatah: "seperti menepuk air di dulangan, terpecik muka sendiri".

Misalnya, sebuah nyanyian yang kita nyanyikan dengan sepenuh penghayatan (khusyu), maka nyanyian itu berubah menjadi sebuah do'a yang akan disambut dan dibooster oleh Sang Maha Meliputi, Yang Maha Hidup, untuk kemudian nyanyian itu akan menjadi sebuah kenyataan didalam hidup kita. Makanya begitu banyak kita lihat penyanyi-penyanyi masa kini yang seperti kena tuah oleh kata-kata didalam lagu yang mereka nyanyikan sendiri. Selingkuh, pengkhianatan, pertengkaran, ketidakpercayaan, kekecewaan, sakit hati, dan sebagainya, adalah sedikit dari sekian dampak buruk dari kata-kata dalam sebuah lagu yang dinyanyikan seseorang dengan penuh penghayatan.

Sementara BIMBO adalah sedikit diantara penyanyi-penyanyi yang ada yang menuai hasil yang baik berkat kata-kata yang ada didalam lagu mereka bermuatan kebaikan, kenyamanan, kebahagiaan, kesantunan, dan keimanan kepada Allah.

Oleh sebab itu sering-seringlah kita mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, walaupun kita tengah disakiti, dikecewakan, dipedihkan oleh orang lain. Misalnya, saat kita sedang mengendarai mobil atau motor, lalu ada kendaraan orang lain yang nyaris menyerempet kita, maka sampaikanlah kepada Sang Maha Meliputi: "YA Allah ..., rahmatilah dia, janganlah terjadi sesuatu yang buruk kepadanya". Dan DERR ..., dengan seketika, balasan yang kita dapatkan dari sang Maha Meliputi adalah muculnya rasa senang, bahagia, renyah, dan senyum yang hangat melihat berbagai tingkah umat manusia yang ada disekitar kita.

Dilain kesempatan insyaallah kita akan bertemu dalam artikel tentang do'a.

Demikian sedikit polesan saya pada tulisan Mas Aziz dan Mas Wahyu. Mudah-mudahan polesan saya ini tidak merusak uraian Mas Aziz dan Mas Wahyu yang sudah sangat bagus.

Salam bahagia.

Jl. Kabel no. 16, Cilegon.
Deka
---------------------------


The power of subconscious mind, adakah?

Begitu banyak pembahasan mengenai kekuatan alam bawah sadar atau pikiran bawah sadar selama ini. Begitu banyak juga motivator dan trainer yang mengajarkan bagaimana cara untuk membangkitkan kekuatan tersebut yang pada umumnya dilakukan melalui dua metode yaitu autosuggestion dan visualization. Subconscious mind ini kemudian menjadi sebuah mantra sakti untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Dreams come true.

Bahkan dalam sebuah pelatihan motivasi yang pernah saya ikuti, sang trainer mengilustrasikan bahwa kesuksesan beliau salah satunya disebabkan oleh keajaiban pikiran bawah sadar. Beliau pernah sangat menginginkan untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjananya ke Oxford . Sebagai stimulusnya setiap hari beliau berimajinasi membayangkan seolah-olah beliau bersama keluarganya sedang bermain-main di salah satu taman kota di lingkungan Oxford . Sedemikian kuatnya imajinasi tersebut, beliau sudah bisa merasakan benar-benar berada di sana. Menghirup udaranya yang dingin, belajar di salah satu ruangannya, dan juga belajar di perpustakaannya.

Salah satu trainer yang saya kenal juga menggunakan metode visualization untuk membuktikan kekuatan pikiran bawah sadar tersebut. Pada akhir proses visualization, beliau menggunakan anchoring untuk "mengikat" mimpi tersebut sehingga menjadi lebih definitif dan lebih mudah untuk mewujud.

Memang benar, kemampuan manusia sesungguhnya diluar yang bisa kita bayangkan dalam batasan rasionalitas manusia sendiri. Banyak kemampuan manusia yang belum digali dan dimanfaatkan untuk mengejar masa depan yang lebih cerah. Akan tetapi benarkah subconscious mind power an sich ini memang menjadi mantra sakti untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita? Bukankah setiap kejadian di alam semesta ini harus memperoleh ijin terlebih dulu dari kekuatan Maha Besar yang meliputi segala sesuatu? Karena meskipun proses visualizationnya berhasil dan sangat kuat, apabila Allah tidak mengijinkan hal itu terjadi, apakah masih bisa mewujud?

Saya akan menceritakan pengalaman salah satu sahabat yang (secara tidak sengaja) menggunakan kekuatan pikiran bawah sadar dalam rangka mewujudkan salah satu mimpinya.

Sebut saja namanya Eko. Dia bercita-cita untuk bisa melanjutkan sekolah S2-nya ke salah satu negara di Eropa dengan beasiswa dari salah satu lembaga beasiswa internasional. Semua persyaratan sudah dia penuhi, tidak ada satu item-pun yang berada di bawah standar. Eko sendiri percaya sepenuhnya bahwa apabila kemudahan-kemudahan akan selalu disediakan oleh Allah apabila kita percaya kepada kekuasaan-Nya.

Eko bercerita bahwa kemudahan itu bahkan sudah dia rasakan sejak melakukan tes Internet-based TOEFL di Surabaya. Di saat lembaga kursus lain seperti EF dan IALF menmberikan harga private course rata-rata di atas 15 juta untuk kursus TOEFL selama 3 bulan (semakin singkat waktu kursus semakin tinggi biayanya), maka Eko menemukan sebuah lembaga kursus TOEFL preparation yang cukup murah yaitu hanya 5 juta selama 2 minggu. Instrukturnya juga ternyata adalah anggota majelis pengajian yang selama ini diikuti oleh Eko, sehingga proses kursus tersebut menjadi sangat cair dan lancar.

Saat tes pun juga dia merasa dimudahkan karena biasanya penyelenggaran Internet-based TOEFL dilakukan di satu ruangan dengan peserta 5 รข€“ 10 orang. Saat tahapan speaking (setelah reading dan listening namun sebelum writing skills), meskipun memakai head set, tentunya setiap peserta akan mendengar percakapan rekan disebelahnya. Bahkan mungkin saja ruangan tersebut akan menjadi sangat crowded. Kemungkinan besar situasi tersebut akan mengganggu konsentrasi peserta lainnya sehingga tidak akan bisa mencapai nilai maksimal. Banyaknya peserta tes juga berpengaruh terhadap lambat atau cepatnya koneksi internet dengan ETS. Nah saat itu ternyata jadwal tes Eko hanya diikuti oleh dia sendiri, sehingga dia bisa konsentrasi penuh pada setiap tahapan tes Internet-based TOEFL tanpa terganggu oleh speaking peserta lainnya. Koneksi internet dengan dengan ETS-pun juga sangat lancar. Benar-benar anugerah dari Allah menurut Eko.

Saat hasil tes diumumkan, score yang diperoleh Eko juga jauh diluar dugaan. Score TOEFL yang dipersyaratkan oleh universitas adalah 80 (setara dengan TOEFL 213 Computer-Based atau 554 Pencil & Paper-based). Namun score internet-based TOEFL yang diperoleh Eko adalah 92. Menurut pengakuan Eko, dia sampai menangis sendiri melihat score yang diperolehnya itu. Benar-benar membuktikan bahwa Allah sangat bermurah hati kepada dia, kata Eko.

Selama proses pengiriman aplikasi beasiswa, Eko merasa sangat dekat dengan negara yang dia tuju. Seperti trainer saya yang saya ceritakan di atas, Eko juga bisa merasakan bahwa dia sudah tidak lagi berada di Indonesia. Dia merasa sudah berada di sana, sudah mulai menuntut ilmu di universitas yang dia inginkan. Tubuh dan hatinya sudah terasa sangat ringan, sehingga dia bisa merasakan proses perpindahan dirinya dari Indonesia ke Eropa. Bahkan visualisasi tersebut sampai masuk ke dalam mimpi-mimpi dalam tidurnya.

Namun ternyata aplikasi beasiswa Eko ditolak sehingga dia tidak jadi berangkat ke Eropa. Wah, kok bisa, tanya saya dalam hati.

Saya terheran-heran mendengarkan cerita Eko ini. Proses yang dia lakukan sama seperti trainer saya. Visualisasi yang Eko lakukan juga sama persis dengan trainer saya. Tapi hasil akhirnya berbeda jauh. Saya bertanya-tanya dalam hati, mengapa kekuatan pikiran bawah sadar Eko tidak bekerja pada dia layaknya kekuatan pikiran bawah sadar trainer saya tersebut. Apakah proses visualisasi Eko tidak sempurna? Apakah mungkin masih ada perasaan ragu dalam hati dia sehingga menyebabkan proses anchoring itu menjadi terganggu dan akhirnya gagal.

Saat saya konfirmasi, Eko menjelaskan bahwa meskipun tidak secara sengaja dia lakukan, namun visualisasi itu sudah dipenuhi dengan perasaan positif. Tidak ada sama sekali perasaan negatif yang memasuki pikiran dan hati dia. Nah lho, kemudian apa yang menyebabkan kegagalan Eko untuk berangkat ke Eropa?

Eko selanjutnya menjelaskan bahwa apapun hasilnya, dia percaya sepenuhnya ini adalah yang terbaik bagi dia. Dia tidak mau pusing-pusing mempertanyakan kembali kegagalan itu. Tidak ada satupun kejadian di alam semesta ini yang tidak memiliki tujuan, kata Eko. Kegagalan dia untuk berangkat ke Eropapun juga pasti mempunyai tujuan, dan dia percaya bahwa pasti itu adalah tujuan yang jauh lebih baik.

Pada akhirnya, cerita Eko tersebut membawa saya pada satu kesimpulan bahwa kekuatan pikiran bawah sadar ada hanya dan hanya jika Allah menghendaki kekuatan itu untuk ada. Sekuat apapun dan dengan cara apapun manusia berusaha untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, selama Allah belum mengijinkan itu terjadi, maka mimpi-mimpi tidak akan terwujud. Akan tetapi, apabila Allah sudah berkehendak, dalam kondisi hati dan pikiran manusia seperti apapun, secara sadar diinginkan ataupun tidak, maka mimpi kita akan terwujud tanpa ada yang mampu menghalanginya.


"Janganlah pengabulan doa yang tertunda, sementara kamu merasa telah bersungguh-sungguh dalam memohon kepada Allah Swt, memutuskan harapanmu. Karena Allah SWT menjamin akan mengabulkan doamu dalam bentuk yang Dia kehendaki untukmu, bukan dalam bentuk yang kamu kehendaki. Doamu itu akan dikabulkan pada waktu yang Dia tentukan, bukan pada waktu yang kamu tentukan. (Al Hikam Ibnu Athaillah Asy Syakandari)


Banyuwangi, 15 Mei 2009
Aziz Fajar Ariwibowo
see my blog : http://aziz-fajar.blogs.friendster.com/azizfajar/
__________________________________________________

Demikian dua tulisan sang menurut saya sangat bagus untuk kita renungkan. Namun apapun itu satu hal yang penting adalah harapan dan keyakinan kepada Allah. Sedangkan keberhasilan yang kita dapatkan mari kita kembalikan kepadaNya dengan cara memujiNya dan mensukuri n ikmat anugerahnya. Jangan sampai keberhasilan yang kita raihmembuat kita lupa diri dan menganggap bahwa itu keberhasilan milik kita, keberhasilan karena usaha kita. Karena pada hakekatnya keberhasilan itu adalah anugerahNya.

Semedi ( Meditasi ), Bagaimana Caranya dan Apa Yang Dicari ?

Banyak istilah yang bisa dipakai untuk menggambarkan perilaku khas ini. Semedi kata orang Jawa. Meditasi. Maladihening. Neng, ning, nung. Kotemplasi. Tafakur. Dan.....mungkin masih ada banyak istilah yang maksudnya sepadan.

Bermacam cara orang melakukan meditasi. Berbagai tujuan pula yang hendak diraih. Untuk kali ini kita akan berbincang dengan memfokuskan pada tiga hal yaitu pencarian kesejatian diri, alam gaib dan 'penemuan' dengan "Sang Maha Ada".

Saya kutip dulu dari ajaran Wirid / Semedi Maladihening yang diajarkan Mbah saya demikian tatacaranya :

1. Posisi badan telentang menghadap ke atas, seperti mau tidur. Jangan ada anggota badan yang posisinya kurang nyaman. Seluruh anggota badan “jatuh” menempel di pembaringan tanpa ada penahanan sedikitpun. Seluruh otot dan syaraf harus rileks atau loss. Bisa juga dipakai posisi duduk bersila.

2. Tangan sedekap atau 'sendakep' dengan posisi lengan atas tetap menempel di lantai/tempat berbaring sementara lengan bawah diletakkan di atas dada. Jari-jari tangan saling mengunci ( jari diadu dengan jari merapat ). Atau bisa juga agar lebih rileks, tangan diluruskan ke bawah (arah kaki), kedua telapak tangan menempel di paha kiri kanan sebelah luar.

3. Mata terpejam seakan anda sedang bersiap menidurkan diri. Bola mata tidak boleh bergerak-gerak, tahan dalam posisi pejam dan bola mata diam tidak bergerak, disebut meleng, meneng. Ketika memejamkan mata ini bola mata diarahkan ke arah puncak hidung ( mandeng puncaking grono )

4. Kaki lurus dan rileks, disebut sedakep suku tunggal.

Mengumpulkan atau Mengatur Pernafasan.

Tarik pelan nafas melalui hidung sampai di perut, lebih tepatnya lagi sampai di puser. Tahan. Bawa naik ke atas terus sampai ubun-ubun. Tahan. Baru bawa ke bawah samapi mulut dan lepaskan. Lakukan berulang-ulang. Bawa atau tarik naik turunnya nafas dengan 'rasa kesadaran'. Ketika ini lidah hendaknya ditekuk ke atas, ke 'cethak'. Lakukan beberapa kali ulangan. Ketika ini harus dibarengi ingat kepada Allah. Cara praktisnya yaitu ketika menarik nafas hati menyebut "HU" dan ketika melepas nafas hati menyebut "ALLAH".

Lafal HU merujuk pada ADA-Nya, atau Dzat-Nya atau Pribadi-Nya. Sedangkan lafal ALLAH merujuk pada Nama-Nya atau panggilan-Nya.

Kemudian pikiran dikosongkan, tidak memikirkan apa-apa. Obyek pikir atau lebih tepatnya 'kesadaran rasa kita', kita fokuskan ke arah puncak hidung ( yaitu diantara dua mata kita ). Maka akan nampak cahaya berpendar. Semakin terang. Kita ikuti denga kesadaran rasa kita. seakan ada lorong yang panjang bercahaya keperakan. Kita ikuti saja. Nah...plong...kita atau lebih tepatnya kesadaran diri kita yang sejati sudah bebas dari tubuh kita. Sensasi ini yang oleh kebanyakan orang disebut 'meraga sukma' atau ngrogo sukmo.

Nah sampai pada batas ini menjadi sangat krusial. Karena apa ? Karena apapun yang kita niatkan akan 'sampai'. Artinya obyek kesadaran menjadi sangat penting. Jika kesadaran Anda kepada alam gaibnya jin maka otomatis 'sinyal gelombang energi' Anda akan bersambung dengan alam jin. Jika obyek kesadaran Anda adalah para ruh nenek-moyang atau leluhur maka Anda akan berjumpa dengan leluhur Anda.

Ada satu hal yang sangat penting di sini. Apakah kita hanya akan 'mengurusi' soal benda dan makhluk saja ? Apakah kesadaran kita akan hanya kita tujukan untuk mencari 'ada' yang bisa rusak dan tidak hakiki ( makhluk ) saja ? Tidakkah kita ingin 'menjumpai' Dia Sang Maha Ada yang tidak akan rusak binasa ( Al-Kholiq ) ? Dia yang telah menciptakan kita dan juga alam ini. Dia Yang Maha Ada yang menjadi 'tempat' kita berpulang atau kembali nanti.

Mari bertafakur yang sejati. Menemukan-Nya di diri kita dan juga di diri-diri yang lain. Di diri alam semesta. Sejatinya dimanapun 'ada' itu ada maka disitulah Sang Maha Ada itu ada. Dia meliputi segala sesuatu. Justru jika kesadaran kita terhenti pada diri kita saja maka yang kita temui adalah hanya diri kita. Jika kesadaran kita ada pada alam jin maka yang kita temui adalah jin. Jika kesadaran kita ada pada-Nya, bahkan harusnya itu 'sadar penuh' maka kita akan ketemu dengan Dia, Sang Sangkan Paraning Dumadi. Tentu bertemu dengan-Nya secara tan kinoyo ngopo, laisa kamitslihi syai'un, tidak bisa digambarkan dengan apa dan bagaimana.

Salah satu bentuk semedi yang paling dasar dan alami adalah tidur. Ketika kita tidur maka hakekatnya sama dengan mati. Ketika tidur inilah diri kita kembali berada dalam 'genggaman'-Nya. Nah bayangkan sendiri jika kita bisa tidur secara 'advance'. Yaitu badan kita tidur terlelap namun kesadaran kita bisa tetap 'sadar' mengikuti kesadaran 'ruh' kita yang merupakan 'min Ruhi'.

Ada lagi semedi dalam bentuk yang sudah 'advance' yaitu sholat. Namun sholat dalam pengertian yang sebenar-benarnya yaitu bukan hanya manembahing rogo, tetapi juga manembahing rahsa( sir ) dan sukma( ruh )

Salam, ......tiknan tasmaun

Empat Cara Smart Untuk Sukses

Saya yakin siapapun Anda dan tentu juga saya ingin hidup sukses. Sukses dalam artian yang sebenarnya yaitu hidup kecukupan dan bahagia sejak di dunia fana ini hingga kelak di 'alam sana'. Hal ini adalah berlaku umum tidak perduli jenis apa kita. Laki, peremuan, dewasa, pemuda, bodoh, profesor, doktor, kaum 'alim agamawan dan siapapun dia pasti punya cita-cita yang sama.

Bukan bermaksud menggurui, namun sekedar sharing hal ini kiranya bermanfaat. Perkara diterima atau ditolak oleh pembaca, saya serahkan sepenuhnya kepada pembaca yang budiman. Toh saya sendiri juga belum mampu sepenuhnya untuk melaksanakan empat cara smart ini untuk menuju kesuksesan. Sama-sama belajar saja sebenarnya.

Berikut adalah empat cara smart yang saya maksudkan. Keempat - empat cara smart ini sebenarnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Pun juga cara smart ini yang tiga lebih merupakan sikap bathin, suatu pemahaman bathiniah yang merupakan kesadaran rohaniah dan yang satu merupakan satu 'action' yang harus kita miliki jika ingin hidup sukses dan bahagia atau lebih tepatnya hidup yang disukseskan dan dibahagiakan oleh Allah.



  • Ikhlas, rela dan rendah hati terhadap ilahi dan ketentuanNya.
    Maksudnya mari kita ikhlas dan rela terhadap apapun ketentuanNya terhadap hidup kita. Ini bukan sikap putus asa. Jauh sekali dari itu. Apapun yang terjadi katakan demikian dalam lubuk hati yang paling dalam : "Ya Allah, tiada Tuhan selain Engkau...aku ini hanya makhluk...tiada punya daya apapun, dan Engaku Maha Benar...apapun yang Engkau takdirkan pasti benar...apapun yang Engkau putuskan terhadap diriku pasti benar...tidak salah...,bahkan aku pantas menderita lebih dari ini ( jika Anda merasa hidup menderita ), bahkan kelak jika Engaku menetapkan ku di dasar neraka jahanampun itu bukan salah Engkau...itu sudah patut bagiku...karena semua ini adalah kesalahanku sendiri ya Allah...aku memang termasuk orang yang menganiaya diriku sendiri...semua penderitaan dan kegagalanku adalah akibat kesalahanku sendiri ya Allah..."



  • 2. Yakin dan berharap terhadap kasih dan pertolonganNya.
    Kalau sudah merasa ikhlas dan rela akan keputusan Ilahi terhadap nasib diri maka jangan berhenti di situ. Yakinlah dan berharaplah akan kasih ( rahmat ) -Nya. Termasuk dalam hal ini adalah pengampunanNya dan pertolonganNya untuk mengubah hidup kita menjadi berhasil dan bahagia. Katakan demikian :" Namun hamba percaya bahwa sebesar-besar kesalahan hamba pasti lebih besar lagi pengampunanMu. Sebesar - besar hajad keperluan hamba masih besar lagi rahmatMu. Engkau berkuasa untuk memberi apa yang hamba hajadkan. Engakau berkuasa untuk mengubah kehidupan hamba menjadi sukses dan bahagia. Seberapa besarpun kesulitan hamba tentu masih lebih besar lagi kekuasaanMu, dan tiada halangan sedikitpun bagiMu untuk menolong hamba. Seberapa besarpun kebutuhan harta dan uang yang hamba perlukan masih lebih besar lagi kekayaanMu...Engkau Maha Kaya...Dan hamba yakin akan belas kasihanMu...akan kasih sayangMu...akan rahmatMu".



  • Istiqomah untuk tetap 'sadar penuh' terhadap 'kehadiran' dan peran Allah dalam kehidupan Anda.
    Sadari sepanjang masa. Sadari sepanjang kehidupan Anda bahwa Anda tidak sendiri. Bahwa Anda hidup di dunia ini bukan atas kehendak Anda. Namun ada yang 'menghendaki Anda dan Saya - kita semuanya ini- untuk hidup di dunia ini. Kita ini ada yang 'memiliki'. Kita ini ada yang mengatur. Kita ini tidak hidup dengan sendirinya. Nah, dengan demikian wilayah kita adalah wilayah 'usaha' sedangkan hasil biar kita serahkan bulat-bulat kepadaNya. Pasrah total, mempercayakan kehidupan kita dalam tangan-Nya, dalam kebjiksanaan pengaturanNya. Mari kita 'bezikir' kepadaNya secara kontinya, istiqomah. Berzikir yang saya maksud adalah senantiasa 'sadar penuh' ( meminjam istilah Yusdeka ) akan kehadiranNya, terhadap peranNya dan terhadap pertolonganNya.



  • Senantiasa tersenyumlah.


    Nah jika Anda memang sudah merasa percaya akan pertolonganNya, akan kasihNya, akan pengampunanNya maka tersenyumlah. Ya, jangan kelewatan, nanti disangka gila pula. Paling tidak awali hari Anda dengan senyum. Pertama kali senyum jika belum menemukan alasannya kenapa Anda senyum, just go ahead...senyum saja. Tarik bibir Anda...dan senyumlah. Toh otak Anda tidak bisa membedakan senyum karena memang ketawa atau senyum yang dipaksakan. Pokoknya senyum. Dan...blong... ketemu, hati jadi plong...otak segar. Nah, mau tahu alasannya kenapa harus senyum. Ya karena merasa hidup tidak sendirian lagi. Ada Allah tempat kita bergantung. Dia maha baik. Maha penolong. Kurang apa lagi ? Coba ingat-ingat nikmat yang Anda terima. Jangan ingat kesusahan Anda. Lihat masih banyak orang yang nasibnya lebih buruk dari Anda. Karena itu mari...senyum, senyum dan senyum.

  • Keempat cara smart yang saya sebutkan diatas adalah berangkaian satu sama lain dalam satu kesatuan. Jangan dipahami secara terpisah. Jika kita mampu untuk memiliki tiga kesadaran bathin dari nomor satu hingga tiga diatas ditambah satu 'action' yaitu mulai hari Anda dengan senyum dan senantiasa senyum...maka tunggu hasilnya hidup kita akan sukses dan bahagia.

    Salam, Tiknan Tasmaun

    Alam Bawah Sadar ? ( serial methafisika )

    Menurut ahli psikologi tingkat kesadan berfikir ada dua macam, yaitu alam pikiran sadar dan alam pikiran bawah sadar. Namun menurut pendapat penulis ada satu lagi yang lebih dalam yaitu alam rasa yang dalam Quran disebut bashiroh dan orang jawa mengatakan alam 'roso jati'.

    PIKIRAN SADAR yaitu cara kita berpikir yang bisa kita runut secara logis. Sedangkan alam bawah sadar merujuk kepada bagian dari jiwa di mana proses mental berfungsi tanpa kesadaran normal. Artinya gagasan atau buah pemikiran yang didapat dari alam bawah sadar terhasi tanpa didahului oleh adanya proses berfikir akal / rasio / logika kita. Dengan kata lain ide yang muncul dari alam bawah sadar itu prosesnya ‘ujug-ujug’ bisa muncul begitu saja dan justru dari sini hidup Anda akan dicorakkan.

    Pernahkan anda merasa sudah tahu lebih dulu apa yang menjadi jawaban atas suatu kejadian sebelum rasio/logika anda melakukan analisa ? Jika pernah, berarti alam bawah sadar anda sedang bekerja. Bekerjanya alam bawah sadar tentu saja terpisah dari bekerjanya alam/pikiran sadar. Sehingga terkadang anda heran sendiri, manakala menyadari keputusan spontan anda ternyata benar dan tepat padahal tanpa melibatkan analisa rasio anda lebih dulu. Hal itu terjadi karena alam bawah sadar anda merupakan bentuk kesadaran tinggi yang tidak disadari oleh rasio/alam sadar anda.

    Kecepatan dan kemampuan analisanya jutaan kali lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan rasio/logika alam pikiran sadar anda sendiri. Alam bawah sadar sudah memuat data-data yang telah diolah menjadi bahan jadi. Sewaktu-waktu diperlukan, dalam kondisi rilek, konsentrasi, hening. Kesadaran alam pikiran bawah sadar, ditandai dengan ide-ide yang inspiratif. Bila kita terbiasa mengolah keseimbangan antara alam sadar dan bawah sadar, kita akan mampu berfikir jernih, cepat, tepat, akurat walau dalam keadaan tertekan dan genting.

    Namun perlu diketahui bahwa memori yang ada dalam alam bawah sadar kita berasal dari pikiran dan keyakinan kita sehari-hari. Apa yang Anda pikirkan dan percaya akan direkam oleh alam bawah sadar Anda. Hal ini dilakukan terus menerus. Setiap pikiran yang Anda pelihara secara teratur akan mencorakkan alam bawah sadar Anda yang selanjutnya akan mencorakkan baik atau buruk hidup Anda.

    Kekuatan alam bawah sadar Anda bagaikan tanah yang subur yang menumbuhkan benih apapun yang ditanam di dalamnya yang selanjutnya akan berbuah. Kebiasaan Anda berikir dan keyakinan Anda itulah benih yang sedang Anda taburkan dan akhirnya akan menghasilkan panen. Jika Anda menanam rumput liar Anda akan mendapatkan rumput liar, jika Anda menanam buah, Anda akan mendapatkan buah. Dengan kata lain, Anda menuai apa yang Anda tabur. Pikiran sadar adalah ibarat tukang kebunnya sedangkan alam bawah sadar adalah ladangnya.

    Sayangnya, sebagian besar dari kita tidak kurang memerhatikan tentang undang-undang ini sehingga kita telah membiarkan semua jenis benih, baik maupun buruk, untuk masuk ke alam bawah sadar kita.. Pikiran itu serupa dengan mata air ia tidak dapat mengeluarkan air tawar dan asin sekaligus dalam waktu yang sama. Demikian pula halnya dengan pikiran, tidak bisa berpikir negatif dan positif pada saat yang sama. Satu akan mengalahkan yang lain.

    Alam Bashiroh.

    Bahkan manusia itu di dalam dirinya ada bashiroh( = ada yang tau atau menjadi saksi atas dirinya sendiri). ( Al Qiyamah 14 )

    Di dalam diri manusia ada yang selalu tahu, yaitu Sang Aku. Yaitu Roh manusia yang menjadi saksi atas segala apa yang dilakukan dirinya. Ia mengetahui kebohongan dirinya , kemunafikan, rasa angkuhnya, dan rasa kebencian hatinya. Karena itu sang roh disebut min Amri rabbi – selalu mendapatkan intruksi-instruksi Tuhan-Ku. Mengapa demikian, – karena ia tidak pernah mengikuti kehendak nafsunya dan tidak pernah menyetujuinya tanpa kompromi sedikitpun. Ialah disebut fitrah yang suci, dan fitrah manusia selalu seiring dengan fitrah Allah (QS. Ar Rum:30).

    Alam ini dinamakan alam bashiroh atau alam ‘rasa’. Alam ini lebih dalam, lebih tinggi lagi dari pada alam bawah sadar. Alam ini tidak terpengaruh pemikiran maupun perasaan kita sehari-hari. Ia bebas nilai namun justru sumber nilai. Sering orang menyebut alam ini dengan intuisi atau inspirasi. Namun sejatinya tidak sama persis. Karena inspirasi maupun intuisi bisa saja mincul dari alam bawah sadar kita yang terpengaruh pemikiran dan emosi kita sehari-hari. Yang lebih tepat adalah alam ilham tempat Allah menyusupkan petunjuk dan hidayahnya. Dalam bahasa sehari-hari disebut hati nurani atau kata hati.

    Jenis Gelombang Otak

    Konon berdasarkan penelitian melalui alat yang dinamakan Electro-encepalograph dan perangkat eletronis pengukur kinerja otak lainnya, pada dasarnya otak memiliki 4 Fase Gelombang yaitu Bheta, Alpha, Theta, dan Delta.

    Gelombang Otak Dalam Tataran Pikiran Sadar :

    1. Gelombang Otak Bheta.

    Fase gelombang otak pada frekuensi 12 – 40 Hz/Second. Di saat mana anda sedang sangat aktif seperti mengobrol, mengerjakan sesuatu, gugup/gelisah atau keadaan aktif lainnya. Beta sangat diperlukan jika kita harus memikirkan beberapa hal sekaligus, tapi tidak jika kita ingin menyerap informasi secara cepat.

    2. Gelombang Otak Alpha.

    Fase gelombang otak pada frekuensi 12-8 Hz/Second. Fase otak penuh kreatifitas, di mana otak dalam keadaan yang lebih rileks. Fase ini sangat baik untuk belajar, menyerap informasi, melakukan terapi, mempercepat proses penyembuhan, meningkatkan kekebalan tubuh, juga mengurangi stress mental-emosional dan fisik. Sering disebut sebagai keadaan Meditasi Dasar. Fase alpha merupakan jembatan antara kesadaran bheta dengan theta. Pada saat semedi/meditasi Anda dapat menangkap sinyal-sinyal akurat yang dipancarkan oleh kesadaran theta.


    Gelombang Otak Dalam Tataran Alam Bawah Sadar :


    Gelombang Otak Theta.

    Fase gelombang otak pada frekuensi 8-4 Hz/Second. Fase gelombang otak yang lebih dalam, yaitu saat anda meditasi atau trance. Fase ini sangat bagus untuk proses auto-sugesti/auto-hypnosis. Pada fase inilah mimpi terjadi, sehingga dengan teknolgi yang mampu mengontrol fase ini, anda dapat memperoleh mimpi “Extra-Sensory Perception” atau biasa disebut kewaskitaan/wangsit. Melalui fase ini anda dapat menemukan jawaban yang tepat atas suatu permasalahan yang rumit dan berat. Dapat mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi, tanpa harus susah payah melakukan penelitian dan pengumpulan data terlebih dulu.

    Gelombang Otak pada tataran Alam Bashroh :

    Gelombang Otak Delta.

    Fase gelombang otak pada frekuensi 4-0,1Hz/Second. Delta merupakan fase gelombang otak yang terakhir dan paling dalam. Keadaan ini diperoleh saat anda tidur nyenyak atau keadaan koma. Dengan mampu mengontrol fase ini, anda dapat memperoleh kondisi tidur yang nyenyak dan berkualitas. Dengan teknik tertentu, fase ini dapat menghubungkan theta Anda dengan Energi Kesadaran Astral yang diberikan Tuhan. Melalui fase ini pulalah anda dapat mewujudkan energi pikiran menjadi materi. Bahkan dapat weruh sadurunge winarah.

    Pengaruh Prasangka Yang Baik

    “Aku Allah menuruti prasangka hambaku”, (hadis qudsi).

    Hakekat dari auto sugesti, meditasi dan latihan-latihan motivasi adalah untuk mencapai prasangka yang baik terhadap Allah dan terhadap kehidupan ini. Sukur-sukur tidak hanya prasangka namun bisa meningkat menjadi keyakinan. Sekeras apapun ikhtiar Anda jika Anda pesimis terhadap usaha Anda sendiri maka tidak akan memberi hasil yang memuaskan. Apalagi jika Anda pesimis atau berburuk sangka kepada Allah dan kehidupan yang dianugerahkanNya.

    Perlu diperhatikan adalah ketika Anda sedang membentuk prasangka dan keyakinan Anda terhadap suatu usaha, jangan sekali-kali pikiran dan perasaan Anda mengatakan “akan” berhasil. Namun katakan, pikirkan, rasakan dan yakinkan bahwa Anda “sudah dan terus-menerus sedang” mengalami proses keberhasilan itu. Apapun itu yang menjadi keinginan dan usaha Anda.

    Kesimpulannya adalah bahwa kekuatan pikiran sadar, alam bawah sadar dan bashiroh (alam rasa ) bekerja sama dalam membentuk realitas diri Anda. Mari kita gunakan kesemuanya secara paralel dalam kehidupan ini untuk mencapai kesuksesan.

    Wassalam, Tiknan Tasmaun