“Apa yang Anda percayai maka itulah yang terjadi”, demikinlah kira-kira bunyi slogan yang sering kita dapatkan ketika mengikuti pelatihan motivasi. Namun benarkah demikian ? Apakah jika kita percaya bahwa kita akan kaya maka otomatis kita akan menjadi kaya ?
Dinyatakan oleh para pakar motivasi bahwa memang ada korelasi yang sangat erat antara perilaku manusia dengan apa yang yakininya. Sehingga jika seeorang berkeyakinan bahwa dia bisa kaya maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi kaya.
Dalam tulisan kali ini penulis ingin sharing dengan pembaca yang budiman masalah zikir dan hubungannya dengan motivasi diri. Apakah ada hubungannya ? Oh jelas ada. Contohnya demikian. Ketika seseorang secara itiqomah ( langgeng ) mengingat dan menyebut ( artinya berzikir ) nama Tuhan Al Fatah ( Tuhan Yang Maha Membuka ) dan Ar Rozaq ( Tuhan Yang Maha Memberi rejeki ) maka disamping dia memuji membesarkan NamaNya, namun juga sekaligus orang tersebut mensugesti dirinya bahwa dia akan senantiasa dimudahkan dan dibesarkan rejekinya oleh Tuhan.
Ketika motivasi diri emakin tinggi maka ethos kerjanya pun akan semakin meningkat. Dan tentu saja kemudian sebagai efeknya adalah kemudahan dan pertambahan rejekinya. Namun itu hanya bisa tercapai jika zikir yang dia lakukan itu adalah zikir dalam arti yang sebenarnya. Yaitu zikir yang dihayati - suatu zikir yang diertai kesadaran penuh- bukan zikir yang sekedar dilafalkan dibibir saja.
Wassalam,
EmoticonEmoticon