Kepada Yth. Bapak Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto,
Pertama, selaku rakyat saya mengucapkan Selamat atas pelantikan Bapak sebagai Presiden RI.
Bapak Prabowo yang terhormat,
Terus terang, dua kali pilpres yang lalu waktu Bapak berkonstestasi dengan Bapak Jokowi, saya pribadi tidak memilih Bapak. Namun pilpres kemarin, saya pendukung Bapak.
Ada beberapa harapan kami selaku rakyat kecil yang kami percayakan di pundak Bapak, antara lain :
1. Masalah pertanian. Keluhan terutama mengenai ketersediaan pupuk ketika musim tanam berikut harganya.
2. Masalah perikanan. Entah bagaimana mengatasinya, saya pun tak tahu. Namun keluhan nelayan adalah harga jual murah karena daya serap pasar rendah. Tidak sesuai dengan cost kerja. Mungkin karena ekonomi lagi lesu.
3. Pengusaha mikro, kecil dan menengah. Disebabkan karena ekonomi lesu, kami semua terkena dampaknya. Terutama industri kecil dengan konsumsi listrik tinggi. Contoh yang saya punya : pengolahan / daur ulang limbah plastik untuk dijadikan tali rafia.
Bapak Presiden yang terhormat,
Inti dari segala permasalahan ini adalah kelesuan ekonomi. Secara riil tentu kami semua berharap pada kebijakan pemerintah untuk menata dan menggiatkan perekonomian rakyat sehingga daya beli masyarakat meningkat lagi.
Kami selaku pengusaha industri kecil-kecilan namun harus bermodal besar. Jika ekonomi tidak berputar begini, maka 'musuh' kami adalah kemiskinan yang di depan mata dan yang paling menakutkan adalah : tagihan kredit perbankan.
Sedang masalah-masalah lain tentu kamu tidak paham. Misalnya masalah carut marutnya hukum, korupsi dll. Kami wong cilik, orang awam, tidak paham hal tersebut. Namun, apapun itu, tentu kami juga berharap perbaikan bidang hukum tersebut.
Demikian surat terbuka ini, semoga bagi siapapun yang membaca dan punya akses kepada RI 1 , hendaknya menolong dengan cara menyampaikan surat terbuka ini kepada Beliau. Terimakasih.
Jika anda berfikir bahwa dalam hidup anda hanya satu dua kali mengalami peristiwa ajaib, bahkan merasa tidak pernah sama sekali, maka anda salah besar.
Renungkan ini. Tidur nyenyak kemudian bisa bangun itupun keajaiban.
Bernafas dengan nikmat, mandi dengan air melimpah, ada sabun, ada pasta gigi, itu juga keajaiban. Mengapa ? Pernahkah anda berfikir jika satu hari saja Tuhan hilangkan air, betapa menderitanya hidup anda dan saya ini.
Kemudian sarapan. Minum kopi. Pergi kerja. Itu semua juga keajaiban. Dimana keajaibannya ?
Perhatikan, otak yang selalu siap on-time bekerja. Otot yang tidak membangkang kehendak anda. Belum lagi organ dalam anda yang tanpa anda atur sudah bekerja secara otomatis menjaga kehidupan anda. Bukankah itu keajaiban ?
Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan !?
Belum lagi rejeki yang senantiasa mengalir. Ada saatnya berlebih dan ada saatnya seperti kekurangan. Ada saatnya bisa menghutangi orang dan ada saatnya andapun berhutang. Itu adalah keajaiban kehidupan sosial. Nikmat mana lagi yang bukan keajaiban ?
Ketika sopir taksi berputar" cari penumpang. Pada saat yang tepat ada orang keluar dari gang mencari taksi. Nah, terjadilah transaksi. Bukankah itu keajaiban. Dalam hidup ini tidak ada yang kebetulan.
Belum lagi ketika anda lagi punya beban menumpuk, celakanya lagi pas tidak punya uang. Tetapi anda masih bisa tertawa di warung kopi. Bukankah itu keajaiban. Maka bersyukurlah kepada Pemilik kehidupan ini.
Memang wedang secang bukanlah obat corona. Namun minuman wedang secang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Diharapkan dengan imunitas tubuh yang prima maka akan mampu menangkal berbagai penyakit, termasuk virus corona.
MINUMAN SEHAT KAYU SECANG
BAHAN :
- Dalaman batang kayu secang (galihnya, dicacah)
- 1 hingga 3 ruas jahe diiris- iris (bisa jahe merah atau jahe putih)
- 1 hingga 3 buah batang serai
- Gula aren
- 1 batang kayu manis ( bagi penderita gula rendah tidak usah kayu manis)
- 2 buah cengkeh
- sedikit lengkuas,
- tambahkan sedikit daun pepaya jantan ( sekitar 5 x 5 cm ) atau sedikit bungahnya
- air secukupnya
Kemudian direbus hingga matang. Minum selagi hangat.
Artinya : Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) 'Isa disisi Allah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan (tubuh) -nya dari debu tanah, kemudian Allah berfirman : jadilah maka jadi.
Sedangkan dari keterangan di Serat Wirid Hidayat Jati karya Kiai Ageng Burhan alias R.Ng. Ronggo Warsito demikian penulis nukilkan :
"Ingsun Dzat Kang Moho Suci anitahake Adam saking anasir patang perkoro, yoiku : bumi, geni, angin lan banyu. Banjur ingsun pajang ngelmu limang perkoro, yoiku : Cahyo, Roso, Sukmo, Akal budi lan nafsu."
Artinya : Aku (Allah) Dzat Yang Maha Suci, menciptakan Adam dari anasir empat macam, yaitu tanah, api, angin dan air. Kemudian Aku isi dengan "ilmu" lima hal, yaitu : Cahaya, Rasa, Sukma, Akal budi dan Nafsu".
Nah, mulai dari perangkat tubuh jasmani, nafsu yang empat, akal fikiran, rasa yang sejati hingga nur cahaya (petunjuk) ilahi itu semua adalah anugerah Allah kepada manusia untuk dua kepentingan, yaitu supaya bisa menjalankan tugas sebagai 'wakil'-Nya dan sekaligus berfungsi untuk menuntun manusia supaya ketemu 'jalan pulang' , yaitu sangkan paraning dumadi. Hingga bisa kembali ke asal yang hakiki, رجيع الى الوطن الاصلى
SANGKAN PARAN
Hidup di dunia tak selamanya, suatu saat pasti akan kembali ke asal kita, (bakal bali marang sangkaniro).
كما قل الشيخ عبد القادر الجيلانى فى الكتاب سر الاسرار :(والعالم اللهوت) وهوالوطن الاصلى
Koyo dene sampun ngendiko Syekh Abdul Qodir Al Jailani (r.a) ing dalem Kitab Sirul Asror : Utawi alam Lahut iku negoro asal (sangkan paraning dumadi).
Artinya : Seperti sudah dikatakan oleh Syeh Abdul Qodir Jailani (r.a) dalam Kitab Sirrul Asror : Dan alam Lahut (alam ilahiyah) itu adalah negara asal ( tempat asal usul dan tempat kembali )
DUA HAL ISI HIDUP DI DUNIA
Susah dan senang adalah dua sisi mata uang kehidupan di dunia.
Namun apapun yang terjadi, mari tetap bersandar terhadap welas-asih-Nya dan tetap berikhtiar selaku makhluk yang dianugerahi akal.
Bersangka baiklah kepada Allah.
كما قل الله تعالى فى الحديث القدسي : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي
(koyo dene sampun dawuh sopo iku Allah Kang Moho Luhur ing dalem hadis qudsi : Ingsun ing dalem ( = nuruti ) penyanane kawuloningsun)
Artinya, seperti Firman Allah dalam hadis qudsi : Aku dalam (=menuruti) prasangka hambaKu.
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menangani masalah penyakit kanker serviks. Ulasan tentang tips pengobatan kanker serviks secara alami berikut ini didasarkan pada pengalaman nyata penulis sendiri. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan :
1. TES IVA ( visual inspection with acetic acid )
Untuk mengetahui apakah seseorang wanita menderita kanker serviks perlu dilakukan pemeriksaan oleh ahlinya. Biasanya yang terkenal adalah pap-smear. Namun ada satu methode yang lebih murah dan praktis dengan hasil yang juga sama-sama akurat. Methode tersebut adalah visual inspection with acetic acid atau tes IVA.
Tes IVA bisa dilakukan oleh bidan praktek. Cukup perlengkapan cocor bebek ( spekulum ) dan asam asetat. Jikia hasil tes IVA menyatakan negatif maka bersyukurlah, namun jika hasilnya positif maka mulailah berobat dengan langkah-langkah berikut.
2. MINUM OBAT ALAMI DARI DAUN SIRSAK
Jika setelah tes IVA dan hasilnya ternyata positif, maka tentu saja Anda wajib berobat. Minum obat bisa dari resep dokter maupun obat-obat herbal alami yang tidak kalah manjurnya. Bahkan dengan obat dedaunan alami Anda terbebas dari resiko efek samping.
DAUN SIRSAK
Salah satu jenis daun alami yang mampu memberantas kanker serviks adalah daun muris atau sirsak ( nangka belanda, noni belanda ). Penulis telah membuktikan berkali-kali kasiat daun ini. Cara pakainya cukup mudah. Bisa direbus dan bisa juga diambil ekstrak atau sarinya langsung waktu mentah ( tidak mengalami perebusan ). Justru kasiatnya akan maksimal jika diambil sarinya tanpa perebusan.
Tentang dosisnya menyesuakan dengan kondisi si sakit dan tingkat stadiumnya. Sebagai patokan adalah minum tiga kali sehari, dengan dosis antara sepuluh lembar hingga tiga puluh lembar per sekali minum. Lakukan minimal empat bulan atau sampai sembuh total.
3. TERAPI PEMBUNUHAN SEL KANKER
Terapi untuk membunuh sel kanker ada beberapa jenis. Bisa dengan kemoterapi dan penyinaran. Namun kemoterapi mempunyai efek samping yang luar biasa terhadap tubuh.
Terapi lainnya yang aman dan alami adalah terapi pembunuhan sel kanker dengan pancaran energi tenaga dalam. Anda bisa mencari orang yang mempunyai keahlian khusus ini. Biasanya orang demikian mempunyai ilmu 'hizib' , kanuragan, atau ilmu hikmah. Namun bukan sembarang tenaga dalam. Namun tenaga dalm yang mampu mematikan sel / barang hidup tanpa melukainya. Intinya adalah suatu ilmu yang bisa memancarkan energi yang apabila energi tersebut dihantamkan kepada sesuatu yang hidup ( misalnya sebatang pohon ) maka akan mati mengering tanpa ada luka terbakar. Energi itulah yang harus dimodifikasi, diatur besar kecilnya, untuk disasarkan kepada sel-sel kanker sehingga sel-sel tersebut mati sampai ke akar-akarnya.
Penulis pun telah membuktikan hal ini berkali-kali. Pengalaman penulis, bulan pertama pengobatan saya lakukan terapi dua kali seminggu. Bulan kedua cukup sekali seminggu. Bulan ketiga dan keempat cukup sekali dalam dua minggu. Setelah itu biasanya sudah sembuh total. Untuk memastikannya bisa dilakukan tes IVA lagi.
4. JAGA POLA HIDUP SEHAT
Terakhir adalah jaga pola hidup sehat, mulai makanan, olah raga hinga istirahat. Intinya, tingkatkan imun tubuh dengan cara menjalani pola hidup sehat. Beberapa yang bisa penulis utarakan sebagai saran adalah sebagai berikut :
- minum air putih yang banyak ketika bangun tidur pagi hari
- kurangi gula pasir atau makanan yang mengandung gula pasir. Asupan manis bisa diganti dari buah-buahan.
- pikiran harus optimis dan senantiasa bersangka baik kepada Allah.
Orang Jawa menyebut leluhurnya yang paling tua dengan sebutan Mbah Cikal Bakal. Bahkan pada jaman dahulu orang Jawa menyebutnya Dang Yang. Beliaulah yang dahulu kala membuka hutan menjadi desa. Selanjutnya beliau mempunyai anak cucu. Mbah Buyut Cikal Bakal mempunyai rumah disebut Pepunden ( karena dipundi-pundi, dihormati) dan beliau akan menjadi Lurah atau orang yang dituakan di desa tersebut
Anak cucu Mbah Cikal Bakal semakin hari semakin bertamba banyak. Setiap tahun sekali para anak cucu ini sowan ke rumah Mbah Cikal Bakal. Hal ini disebut srodo. Biasanya para amak cucu ini membawakan makanan (cinjo,bhs Jw) untuk diberikan sebagai oleh – oleh kepada si Mbah Buyut ini. Bahkan juga bergembira ria dengan mengadakan tontonan. Ada yang wayang kulit, sandur, klonengam atau tayuban dan lain-lain sesuai kesukaan mereka.
Khusus untuk tayub ini juga mempunyai filosofi tersendiri. Tayub berasal dari kata To Yub yang artinya ditoto supoyo guyub ( diatur supaya rukun – bergotong royong ). Ketika beksan (menari) atau dalam istilah anak sekarang berjoget-ria, seseorang akan membentuk jari tangannya ‘nyekiting’, menarik sampur (selendang) kea rah dalam. Ini mempunyai filosofi hendaknya menarik hal yang baik. Selanjutnya tangan akan ;melempar ujung slendang kea rah luar. Ini mempunyai makna hendaknya manusia membuang hal yang jelek.
Kembali ke masalah Mbah Buyut Cikal Bakal. Jika Si Mbah Buyut ini sudah meninggal, maka para anak cucu datang membawakan makanan di kuburannya untuk selamatan disertai kirim doa. Itulah awal tradisi nyadran atau sedekah bumi.
Selain sebagai upaya mengingat jasa Pendiri Desa dengan cara selamatan dan kirim doa, sedekah bumi juga dimaknai sebagai suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap Allah yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi.
Bandingkan dengan pendapat KH Ahmad Muwafiq saat mengisi pengajian Umum dalam rangka halal bi halal dan Sedekah Bumi Dusun Japah Desa Bulumulyo, Batangan, Pati, Jawa Tengah, Senin (23/7/2018).
K.H. Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kyai Muwafiq atau Gus Muwafiq (lahir di Lamongan, 02 Maret 1974; umur 45 tahun) adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama' (NU) yang kini tinggal di Sleman, Yogyakarta.
Pengobatan / Terapi Tumor Dan Kanker (kisah nyata pengalaman pribadi)
Puji syukur kepada Ilahi Robbi dan terimakasih tak terhingga kepada Almukarom Almarhum KH. Syukron Solokuro. Beliau adalah ayahanda dari Gus Muhammad Nuchid (yang sekarang sudah naik pangkat menjadi Kiai).
Beliau memberi ijazah untuk pembangkitan 'suatu power'. Saat itu saya sendiri kurang tahu apa kegunaannya. Hanya sekali pernah main2, 'power' yang timbul dari 'bacaan' itu saya coba hantamkan ke sebuah pohon. Ternyata pohon itu mati.
Belakangan juga dapat tambahan dari Almukarom Almarhum Mbah Ja'far Shodiq Kalirejo. Sebaris kalimat kunci yang juga berfungsi sama.
Namun apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari ? Sy berfikir.
Alhamdulillah, Allah memberi hidayah, ternyata 'power' tersebut jika diarahkan secara tepat, terarah dan terukur kepada sel - sel tumor dan kanker (na'udzubillahi min-ndalik), maka dengan ijin Allah sel tumor atau kanker tersebutpun mati.
Berbekal 'power' anugerah Allah tersebutlah, sy ingin bermanfaat bagi sesama.
Alhamdulillah sudah beberapa penderita tumor atau kanker atau benjolan yang tumbuh di payudara yang sudi datang sudah berhasil sembuh, tentu semua atas kehendak dan kemurahan Allah semata.
Apakah sistem bernegara kekhalifahan yang digadang-gadang para pengusung idiologi khilafah itu hanya mimpi utopis ? Lalu apa sebenarnya kekhalifahan itu dari tinjauan sejarah dan bagaimana makna khalifah dari sisi hakekat sebenarnya ?
Makna khalifah
Gb ilustrasi dari nu.or.id
Dari sisi bahasa maka khalifah bisa bermakna wakil. Misalnya khalifatullah fil ardli berarti wakil Allah di bumi. Dalam makna ini semua kita adalah khalifah - wakil Tuhan dalam rangka memakmurkan bumi - dunia ini.
Contoh berikutnya dalam makna wakil ini adalah para Khalifah Yang Empat, Sayidina Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, disebut Khalifah karena mewakili Kanjeng Nabi sepeninggal beliau.
Makna khalifah berikutnya adalah pemimpin. Makanya Khalifah Yang Empat tersebut, selain dipanggil Khalifah juga dipanggil dengan sebutan Amirul Mukminin yang artinya adalah Pemimpin kaum mukmin. Dalam pengertian pemimpin ini, tentu saja siapapun Presiden RI juga adalah khalifah. Dan memang sudah menjadi khailfah dengan sebenar-benarnya, hanya saja dengan sebutan PRESIDEN.
Sekilas tentang sejarah pengangkatan khalifah
Setelah Kanjeng Nabi Muhammad SAW wafat, maka kepemimpinan negara beralih tangan. Sebagai khalifah yang pertama diangkatlah Sayidina Abu Bakar. Beliau diangkat melalui pemilihan yang dilakukan para pemuka yaitu para sahabat Nabi, baik dari kaum anshor maupun muhajirin. Konon beliau dipilih disamping karena kedekatan beliau dengan Kanjeng Nabi, juga karena ada wasiat dari Kanjeng Nabi. Karena itu ada yang berpendapat bahwa terpilihnya beliau karena memang sudah ditunjuk Kanjeng Nabi.
Sepeninggal beliau, khalifah berikutnya adalah Sayidina Umar. Beliau dipilih secara aklamasi oleh para sahabat. Dalam hal ini para sahabat terkemuka waktu itu tentu saja sudah mewakili sekalian warga negara sekaliannya. Bisa diumpakan dengan Dewan Syuro suatu organisasi jaman sekarang. Atau bisa juga diumpamakan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Sepeningal Sayidina Umar, maka diangkatlah Sayidina Ustman sebagai pengganti beliau. Prosesnya juga melalui pemilihan, namun pemilihan terbatas. Dewan pemilihnya adalah semacam panitia dan yang hendak dipilih juga dibatasi beberapa calon. Calon itu antara lain adalah Sayidina Utsman dan Sayidina Ali. Dalam panitia itu ada anak dari Sayidina Umar sendiri. Namun ada larangan dari beliau bahwa anaknya tidak boleh dipilih menjadi khalifah. Akhirnya terpilihlah Sayidina Ustman.
Sepeninggal Sayidina Ustman, maka diangkatlah Sayidina Ali sebagai penerus Khalifah. Pengangkatan ini juga dengan cara pemilihan. Namun pemilihan ini agaknya dipandang kurang sempurna oleh sebagian sahabat yang lain. Karena para pemilih tidak terdiri dari para sahabat keseluruhan, justru banyak pemilih yang orang baru, bahkan ditengarai ikut komplotan pemberontak terhadap kekhalifahan Sayidina Ustman sebelumnya. Karena itu pada jaman Sayidina Ali sudah mulai banyak friksi.
Sepeninggal Sayidina Ali maka kekhalifahan berikutnya jatuh ke tangan Muawiyah bin Abu Sufyan. Pada jaman inilah para cucu dan cicit kesayangan Kanjeng Nabi dibantai di padang Karbala oleh Yazid Bin Muawiyah. Itulah sejarah hitam pertama kekhalifahan, hanya karena demi kepentingan kekuasaan dengan memperalat politisasi agama hingga tega mengorbankan dzuriatur Rasul. Rezim kekhalifahan ini disebut Kekhalifahan Bani Umayyah.
Penerus - penurus khalifah selanjutnya dari kekhalifahan Bani Umayyah ini adalah selalu turun - menurun ke anak, ke cucu, dan seterusnya. Artinya sistem pemerintahan telah berubah. Sebutan tetap Khalifah namun sistem telah berganti menjadi monarki absolut alias kerajaan.
Kekhalifahan silih berganti hingga sampai Kekhalifahan Ustmaniah di Turki atau yang lebih dikenal dengan nama Empayar Otoman Turki. Ini pun juga bercorak monarki absolut.
Kekhalifahan mana yang diperjuangkan kaum pengusung idiologi khilafah sekarang ?
Menjadi pertanyaan besar adalah model kekhalifahan yang mana yang hendak diusung para pengasong idiologi khilafah jaman sekarang di Indonesia ? Kalau model pemilihan dengan perwakilan, sudah pernah berlaku yaitu pada jaman UUD 1945 sebelum diamandemen. Pemilihan Presiden RI melalui para wakil rakyat di MPR RI. Melalui Penunjukan langsung atau semacamnya ? Juga sudah pernah berlaku yaitu penunjukan Pak Harto melalui supersemar. Melalui pemilihan langsung ? Bahkan sudah berlaku sekarang.
Atau melalui sistem waris dari ayah ke anak ? No way lah kayaknya. Itu mimpi namanya. Mau kembali jaman monarki absolut lagi ? Tidaklah bro and sis.
Memang di beberapa negara masih menggunakan sistem monarki baik yang berkonstitusi parlemen maupun yang absolut. Contoh monarki berkonstitusi parlemen yaitu Malaysia, Inggris, Belanda dll. Contoh monarki absolut misalnya Saudi Arabiah.
Di tempat kita ini, Indonesia tercinta ini, sistem republik rupa-rupanya adalah sistem terbaik yang bisa kita pakai. Dan itu adalah sistem yang merupakan gagasan warisan para ulama ahlu sunah wal jamaah dahulu. Karena separuh lebih tokoh-tokoh perumus berdirinya NKRI adalah para ulama ahlu sunah wal jamaah. Sistem pemilihan baik langsung sekarang ini maupun tidak langsung- seperti dahulu melalui MPR RI - tidak menyalahi dengan sejarah pemilihan para Khalifah Yang Empat.
Dan lagi masalah kenegaraan adalah masalah muamalah duniawi. Aturlah sebaik-baiknya, asal manfaat bagi umat. Dan lagi asal tidak bertentangan dengan kaedah dasar agama. Dalam hal ini pilihan bentuk republik dengan sistem presidensiil dengan pemilihan langsung tidak betentangan dengan agama manapun di Indonesia. Bahkan tidak juga bertentangan dengan sejarah cara pemilihan Khalifah Yang Empat. Mau bermimpi diubah bagaiamna lagi ?
Saya ingat artikel yang pernah saya baca, merupakan buah pemikiran Gus Dur, tentang ekonomi negara. Namun saya lupa saya membaca di majalah apa. Waktu itu belum jamannya majalah online. Menurut Gus Dur, bukan masalah mahal murahnya harga beras yang jadi problem, namun daya beli masyarakat itu yang penting. Penulis juga berpikir, kadang politisi berteriak harga pangan mahal, harus diturunkan, kayaknya ada bau - bau 'provokasi' terhadap pemerintah.
Sama seperti susahnya tataniaga beras misalnya. Atau jagung. Atau produk pangan lainnya. Termasuk telor ayam. Ada politisi kemarin-kemarin berteriak minta kepada pemerintah untuk menurunkan harga telor hingga 11 ribu rupiah. Nah, belakangan harga telor pernah anjlok beneran, walau tidak sampai seanjlok harga tersebut. Apa yang terjadi ? Ya pasti emak-emak peternak ayam pada kelimpungan. Nggak nyucuk antara biaya produksi dengan hasilnya.
Demikian juga dengan harga komoditas jagung. Pihak petani jagung akan relatif mendapat keuntungan jika harga stabil pada kisaran 4 ribu hingga 5 ribu rupiah. Kalau harga anjlok dibawah 4.000 rupiah, alamat petani kelimpungan. Jadi yang diperlukan disini adalah keseimbangan harga dan sekaligus peningkatan daya beli masyarakat.
So, jadi politisi jangan sampai asal dapat panggung, kemudian bisanya bicara ngasal saja. Contoh sekarang ini. Harga pakan ternak memang lagi mahal karena stok jagung yang memang lagi kurang melimpah. Tapi jangan provokasi pemerintah untuk menurunkan dengan instan. Bisa-bisa larinya nanti impor . Kalau sudah impor, wah, padahal satu bulan lagi diperkiran produk jagung dalam negeri mulai panen. Bisa-bisa harga anjlok nanti. Petani kelimpungan. Situasi sospol menjelang pemilu. Akhirnya pemeritah digoreng lagi sebagai pihak yang gak becus.
Jangan juga dibandingkan jaman orba. Jaman orba dulu memang harga pangan relatif murah. Namun petani tidak bisa kaya. Harga komoditas senantiasa ditekan. Daya beli masyarakat juga tidak tinggi, Hanya saja waktu itu subsidi digelontorkan dalam segala bidang. Akhirnya beban negara juga yang keberatan.
Sebagai penutup, mohon-mohonlah jangan mentang - mentang jadi politisi, apapun dipoltisir. Ketemu emak - emak di pasar, bilang harga mahal, harus dimurahkan. Giliran ketemu peternak, bilang harga terlalu murah, harus dinaikkan. Kan jadinya ibarat pepatah 'pagi kedelai sore tempe'. Nanti bisa kebalik jadi kutukan buat diri sendiri. Bagaimana pendapat anda ?
Saya pernah ketemu dokter ahli penyakit dalam. Beliau menyatakan bahwa jangan sering minum jamu-jamuan karena bisa berefek negatif terhadap ginjal dan lambung. Benarkah itu Pak ? Benarkah jamu-jamuan herbal justru menimbulkan penyakit ginjal dan lambung ?
Jawab :
Jamu - jamuan dari herbal alami justru merupakan obat yang paling aman bagi manusia. Bahkan sangat aman. Tak ubahnya dengan bahan makanan lainnya.
Mungkin yang dimaksud pak dokter tersebut adalah jamu-jamuan yang secara nakal dicampuri bahan kimia. Tentu itu yang tidak boleh karena berbahaya.
Sekalipun sangat aman, tentu perlu aturan - aturan khusus yang harus dipatuhi. Baik aturan pemilihan bahan, proses peracikan hingga aturan konsumsinya. Sebab bahan - bahan herbal alami, baik daun, batang dan akar tumbuhan maupun bahan dari hewani juga mempunyai aturan masing-masing. Bisa dikata bahan-bahan alami juga mengandung 'bahan kimia' alami masing-masing.
Contoh sederhana. Minuman yang berasal dari pohon tal, enau ataupun kelapa yang disebut legen dan towak mempunyai manfaat yang hebat. Jika minuman itu asli dan diminum dengan aturan yang tepat maka mampu membantu memecah batu ginjal. Namun jika minumnya tanpa aturan alias ngawur tentu berakibat negatif. Apalagi towak jika diminum lebih dosis maka bisa menimbulkan mabuk.