MENGEMBARA KE ALAM JIN

Suatu hari sedang penulis santai di rumah, datanglah seorang kawan lama. Kebetulan dia ini adalah penggemar benda-benda pusaka. Ketika itu dia membawa batu 'kol buntet'. Dia meminta tolong untuk melihat 'isi' dari benda tersebut. Inilah pengalaman mengembara ke alam jin.

Penulis menyanggupinya dan memintanya untuk meninggalkan benda tersebut. Malam harinya penulis meditasi untuk berkomunikasi dengan penunggu atau khodam kol buntet itu. Kebetulan memang benda itu ada khodamnya, yang menurut penulis dia adalah sebangsa jin.

Singkat cerita, penulis berhasil berkomunikasi dengan khodam tersebut. Dalam perjumpaan itu penulis meminta agar dia mau membawa penulis 'jalan-jalan' ke alam halus, alamnya jin. Alhamdulillah dia tidak keberatan.

Seakan mimpi, dalam sekejap penulis telah dibawanya ke suatu perkampungan jin yang masih sangat primitif sekali. Terlihat rumah-rumah panggung dari kayu yang beratapkan dedaunan ( welitan, jawa ). Para penduduknya masih pada telanjang baik yang laki maupun yang perempuan. Mereka pada melongok melihat kehadiran penulis, yang tentu saja asing bagi mereka.

Setelah dari perkampungan tersebut kemudian penulis dibawa pergi lagi ke perkampungan yang lain. Di sini rumah-rumah terlihat biasa. Penduduknyapun sudah memakai pakaian layaknya orang yang sudah maju peradabannya. Ada surau dan masjid tempat anak-anak mengaji.

Tidak lama kemudian kami balik, dan tiba-tiba saya seperti bangun tersadar dari mimpi. Ternyata kehidupan jin di alam gaib tidak ubahnya dengan kehidupan kita. Ada yang masih primitif dan ada yang sudah 'maju'. Maka menjadi kesalahan yang sangat besar jika ada manusia yang memuja mereka, karena merekapun hanya makhluk biasa seperti kita.


EmoticonEmoticon