Murid :
Dalam wejangan yang lalu Guru menunjukkan fakta bahwa kita ini dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Lalu jika kelak ada manusia yang diganjar Allah masuk neraka, bukankah berarti orang itu tidak kembali ke Allah ?
Guru :
Weleh-weleh le le, kok ya belum mengerti kamu ini. Lha kamu pikir neraka itu ada di mana ? Memangnya neraka itu bisa berdiri sendiri gitu ? Lha kalau neraka bisa berdiri sendiri kan berati dia bukan makhluk. Mau masuk surga maupun neraka ya tetap ...wa ilaihi roji'uun artinya kepada Allah kembali kita.
Hanya saja, jika kita dimasukkan surga oleh Allah itu berati kita dihadiahi oleh-Nya suatu alam dan keadaan kenikmatan, yang berarti adalah dalam ridlo-Nya. Sebaliknya keadaannya dengan neraka.
Murid :
Kalu begitu sama juga Guru ketika kita hidup di dunia ini ?
Guru :
Ya iya. Kamu pikir kamu hidup dalam siapa ? Apa kamu merasa bisa berdiri sendiri ? Sama. Kita ini dimanapun ya makhluk. Hidup di dalam 'genggaman'-Nya, hidup 'di dalam'-Nya. Jika kamu hidup di dunia ini sudah mampu merasakan kenikmatan hakiki berarti kamu sudah dikasih 'ngincipi' surga yaitu berupa rasa bahagia bersama-Nya.
Tentu saja jika sudah begitu maka kamu akan berusaha untuk 'mengembalikan' dirimu atau berusaha 'menyatukan' dirimu lagi kepada-Nya. Selanjutnya akan tumbuh rasa berserah diri atau tawakal. Tawakal yang bukan karena dibuat-buat, tetapi tawakal yang tumbuh karena hidayah-Nya karena kamu dibukakan 'hijab penutupmu' sehingga kamu bisa menyaksikan kemurahan-Nya. Jika kamu sudah bisa menyaksikan kemurahan-Nya, rahman dan rahiim-Nya, maka ijabah-Nya aklan dilimpahkan ke kamu. Pertolongan-Nya akan senantiasa menyertaimu. Amiin. Begitu lee.
Murid :
Terimakasih Guru. Senoga perbincangan ini diberkahi oleh-Nya. Amiin.
Cari Artikel
SANGKAN PARAN : Dari, Di dan Ke Allah
Penulis Tiknan Tasmaun
Diterbitkan 4/08/2014 08:14:00 PM
Tags
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon