-->

Masih Perlukah Debat Capres ?

Masih perlukah debat capres-cawapres sekarang ? Bagaimana urgensinya ? Bukankah lebih penting melihat track-record masing-masing kandidat saja sudah cukup ? Jangan-jangan debat capres-cawapres hanya membosankan atau hanya memenuhi syahwat pendukung masing-masing untuk bersorak ria saja.

Foto : tempo.co (https://gaya.tempo.co/read/1166243/debat-pilpres-intip-manfaat-joget-untuk-kesehatan)

DEBAT CAPRES VERSUS TRACK-RECORD

Sebenarnya benar juga pendapat sebgian masyarakat yang menyatakan bahwa acara debat capres cawapres sia-sia. Karena pemilh die-hard tidak akan terpengaruh. Justru hanya memuaskan kelompoknya saja.

Lebih baik melihat track-record masing-masing calon saja. Karena itu justru yang paling orisinil dari mereka. Yang namanya debat pasti dibuat janji sebagus mungkin. Bahkan janji yang tidak masuk akalpun akan diucapkan. Jika perlu provokasi sana provokasi sini. Bahkan jika perlu lagi sodorkan data yang asal-asalan alias hoaks.

Namun tentu saja jika hanya melihat trackrecord saja tentu tidak memadahi. Bagaiman ketika si calon tidak punya pengalaman di pemerintahan ? Atau katakanlah, si calon yang cacat masa lalunya. Tentu tidak adil juga rasanya tanpa memberi kesempatan dia, barang kali saja dia mampu menjabarkan visi misi ke depannya lebih baik lagi.

Namun sekali lagi, trackrecord seseorang akan berbicara panjang lebar tentang dia. Dan itu yang akan dikuliti habis-habisan oleh lawan politiknya. Tidak mengapa juga, asal tidak menyerang pribadi dalam ajang debat tersebut.

URGENSI DEBAT

Pada hemat penulis, sebenarnya debat masih mempunyai kepentingan yang tinggi dalam perhelatan baik pilpres maupun pilkada. Karena sebagian pemilih justru menentukan pilihannya setelah menilai banyak hal, termasuk hasil debat. Kecuali bagi pemilih die-hard, hal tersebut tidak berlaku lagi.

Bagi pemilih yang sudah cinta mati - terlihat dari obrolan dan berbantahan mereka baik di warung kopi maupun medsos - jelas mereka tidak akan terpengaruh dengan adanya debat. Justru debat antar kandidat menjadi hiburan untuk mendapat kepuasan tersendiri jika jagoannya dirasa menang ataupun mendominasi.

Namun bagi pemilih dari masa mengambang atau pemilih diluar pagar, maka debat sangat-sangat menentukan. Ingatkan hasil debat putaran pertama cagub cawagub DKI yang lalu ? Langsung hasil pooling menyatakan bahwa AHY anjlok seanjlok-anjloknya gara-gara dalam debat masih kelihata unyu-unyu. Sang petahana BTP naik. Sayang karena beliau 'keplicuk lidah' yang kemudian digoreng dengan  politisasi ayat dan mayat maka beliau kalah. Bahkan harus masuk bui. Sudah, itu nasib dia.

DEBAT YANG SUBSTANSIAL

Harapan penulis, semoga debat-debat selanjutnya lebih substansial lagi dan kelihatan lebih hidup. Silahkan tampakkan 'kesangaran' kalian lagi asal jika beropini dengan dasar data yang valid.

Kepada Bapak -bapak, usahakan seakurat mungkin dalam menyajikan data  dan sebisa mungkin hindari hoaks. Jangan gampang percaya dan jangan mudah tetipu oleh pihak-pihak yang mengambil kesempatan dengan menyodorkan berita hoaks kepada kalian.

Kami rakyat kecil, mohon kepada semua Bapak dan Ibu yang terlibat dalam hajadan lima tahunan ini, tolong jaga persatuan bangsa ini. Jangan demi kekuasaan lima tahunan saja, bertebaran hoaks yang efeknya adalah perpecahan dalam masyarakat. Jadikan pilpres ini pilpres yang ceria.

Salam, Tiknan Tasmaun

Artikel Terkait

Last Updated 2019-01-23T15:37:13Z

KOMEN DENGAN FORMAT BLOGGER :

Postingan Populer