HUKUM KARMA : review sabdalangit

Ketika penulis mau menulis tentang 'hukum karma', penulis mencari perbandingan tulisan para pakar tentang hal tersebut. Maka jumpalah tulisan tentang hukum karma pada Blog Sabda Langit tentang hukum karma. satu hal yang menarik adalah penrnyataan pada tulisan tersebut yang mengandaikan bahwa hukum karma adalah sebanding dengan hukum sebab-akibat.

"Secara sederhana hukum karma atau sebab akibat dapat dipahami dengan logika sederhana pula. Sebagaimana dalam rumus yang mempunyai dalil “ada asap, berarti ada api”. Dalam bahasa yang sederhana dapat dikatakan “ada akibat, tentu ada penyebabnya pula”.  Yang jelas di dalam hukum karma terdapat pola hubungan erat antara penyebab dan akibatnya. Rumus ini dapat diterapkan untuk memahami setiap kejadian atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari kita." (http://sabdalangit.wordpress.com/2011/07/26/seluk-beluk-hukum-karma/)
Dalam hal ini saya sependapat. Namun pada ulasan selanjutnya tentang hukum karma sebagai 'karma keturunan' perlu kajian yang lebih mendalam lagi. Memang benar jika doa-doa dan tirakat orang tua biasanya keberkatannya bisa 'diturunkan' sampai anak- turun. Namun untuk karma yang bersifat negatif, adakah juga 'menurun' pada anak cucu ? Wallahu a'lam.

Dalam terminologi agama, perihal keadaan atau nasib yang jelek dan menyedihkan serta berbagai halangan kehidupan, seperti sakit, sial, kemiskinan dan lain sebagainya disebut bala'. Salah satu upaya yang dianjurkan untuk menghilangkan bala' adalah dengan cara berdoa. Banyak ragam pelaksanaan doa. Mulai dari cara berdoa biasa, tirakat / puasa, meditasi / semedi, sedekah dan masih banyak lainnya. Intinya adalah memohon kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Disamping berdoa dengan segala macam cara tersebut, yang tak kalah pentingnya adalah bersangaka baik kepada Allah. Juga melakukan kebaikan-kebaikan kepada makhluk-Nya. Karena sekali lagi, karma adalah hukum timbal balik, jika kita bersangka baik kepada Allah, maka Dia juga akan memperlakukan kita dengan lebih lagi baiknya. Jika kita mempercayai dan menjadi saksi-Nya bahwa Dia Maha Welas Asih, maka Dia pasti lebih lagi dalam memberi rahmat 'kawelasan' kepada kita. Jika berbuat baik kepada makhluk-Nya, maka Dia lebih lagi memperlakukan kita dengan amat baiknya.

Salam, Tiknan Tasmaun.

1 comments so far

kenyataan memang pahit ya oom...?? :D
gapapa,,saya maklum kok dengan sifat dasar manusia yg oom tampakkan, kalo enak boleh diturunkan, bahkan maunya dapet bagian yg bukan bagiannya hhe..
tapi begitu dapat gak enak sesegera mungkin ditolak, bahkan pernyataan pembenarpun sedapat mungkin dicari alasan utk menyalah2kan...
yah,,itulah manusia...

(terinspirasi dari pernyataan si oom diatas, kirain menjustifikasi, eh rupanya ada wallahu a'lam nya dibelakang, wkkwkk)

salam kenyataan oom _/\_


EmoticonEmoticon