-->

KAYA DUNIAWI MENUJU KAYA HAKIKI

    "Ya Tuhan, berilah hamba kesejateraan di dunia dan kesejahteraan di akherat kelak serta jauhkan hamba dari siksa / kesengsaraan"(makna bebas dari doa sapu jagad)

Apakah kekayaan duniawi yang kita pinta maupun yang telah kita punyai dapat kita bawa sebagai bekal jika kita telah berpindah alam dari alam duniawi menuju alam 'kesejatian' kelak ? Sebuah pertanyaan yang layak menjadi perenungan kita bersama. Dan saya yakin jawabnya : BISA bahkan SANGAT BISA.

Mengapa bisa ? Tentu bisa, jika apapun yang kita punya kita serahkan dan kita gunakan untuk 'menyenangkan-Nya' (dalam terminologi agama disebut mencari ridlo-Nya) maka apapun itu justru mampu mendekatkan kita kepada Tuhan Semesta Alam.

Bukan hanya itu, bahkan kesadaran kita dari awal yang harus dibentuk. Sebuah kesadaran dan pemahaman bahwa doa kita, usaha kita dan keberhasilan kita itu semua semata-mata atas kemurahan kehendak-Nya semata. Jika kesadaran tersebut telah mendasari jiwa kita maka penggunaannya (diri, jiwa, harta benda) pun menjadi semata-mata untuk upaya mendekati-Nya dan menyenangkan-Nya. Jika hal ini bisa kita lakukan maka kita telah menggenapi makna doa sapu jagad yang kita panjatkan tiap saat : "Robbana atiina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah, waqina adzaban nar". Kita telah menggenapi permohonan kebaikan (termasuk kesehatan, keselamatan, kekayaan) sejak di dunia hingga ke akhirat kelak.

Jadi jangan takut untuk meminta kekayaan duniawi (uang, harta, pangkat, dll) sepanjang kita niatkan untuk kita kembalikan sebagai sarana pengabdian diri kita kepada-Nya. Sedangkan realisasi makna pengabdian kepada Allah adalah kita 'melayani-Nya' melalui berbagai bentuk baik kesalehan pribadi maupun kesalehan sosial yaitu pelayanan kita kepada sesama makhluk.

Kesalehan sosial yaitu pelayanan kita terhadap sesama makhluk dalam hal ini adalah sesama manusia bisa kita mulai dari mereka-mereka yang terdekat dengan kita. Mereka itu adalah anggota keluarga yang serumah, yang tidak serumah, kawan, sahabat handai tolan, tetangga dan kepada siapapun yang terjumpa dengan kita. Mereka itu adalah sarana perwujudan pengapdian kita kepada Ilahi.

Salam, Tiknan Tasmaun

Artikel Terkait

Last Updated 2019-01-28T06:57:23Z

KOMEN DENGAN FORMAT BLOGGER :

Postingan Populer