Peristiwa ini terjadi dua tahun lalu. Seorang ibu- janda tak berpunya dengan tiga anak - menderita kencing manis akut. Kisah ini ingin penulis paparkan semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Dia seorang yang sholihah-persis seperti namanya-, tinggal di kecamatan Panceng Gresik.
Waktu itu keadaannya sudah sangat menyedihkan. Dengan kondisi badan yang sangat lemah, kadar gula tinggi dan kaki yang sudah memborok. Dengan bantuan pemerintah melalui program kesehatan gratis bagi warga yang tidak mampu, beliau dirawat di RSUD Gresik. Terimakasih juga perlu dihaturkan kepada tenaga medis baik dokter, perwat maupun tenaga lainnya atas pelayanannya yang sangat baik walaupun terhadap pasien gratis.
Kurang lebih satu bulan lebih Ibu Sholihah dirawat di rumah sakit tersebut. Sampai akhirnya dokter memutuskan bahwa beliau harus diamputasi kakinya supaya tidak terjadi pembusukan yang menjalar. Beliau memutuskan untuk tidak mau diamputasi sehingga beliau memutuskan untuk minta pulang.
Penulis datang menengok beliau ketika sudah di rumah. Kondisinya sudah betul-betul semakin parah. Badan lemah tergolek di pembaringan dengan luka di kaki yang semakin mengenaskan dan berbau. Namun ada satu hal yang tidak luntur dari beliau yaitu ibadah dan doanya. Beliau sama sekali tidak mengeluh kepada Allah, tetapi justru semakin menggantungkan harapan sepenuhnya kepadaNya.
Saya berusaha membantunya dengan cara menyuruhnya mengkonsumsi minyak yang saya proses sendiri dari buah kelapa. Namun pemrosesan minyak ini tidak melalui pemanasan seperti layaknya pembuatan minyak kelentik. Tidak juga dengan peragian, pengenziman maupun penambahan bahan kimia. Pemrosesannya adalah dengan tehnik 'mikro expeller' dalam keadaan dingin dan segar disertai doa kepadaNya.
Alhamdulillah, berkat doa-doanya yang tiada henti maka Allah menjawabnya. Setelah terapi jamu ini berjalan kurang lebih dua bulan maka beliau sembuh, baik kadar gulanya, kakinya maupun badannya menjadi segar bugar kembali. Dan alhamdulillah berkat kasih dan rahmatnya, sampai hari ini beliau tetap sembuh dan sehat wal afiat.
Yang menjadi pelajaran berharga adalah kesabarannya, ketabahannya serta beliau senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Justru sayalah yang mendapat banyak pelajaran dari Ibu Sholihah yang benar-benar sholihah.
Last Updated
2019-01-28T07:22:05Z
Home
Penyembuhan alternatif
reportase
Tidak Putus Asa Akan Rahmat Allah : Kisah Ibu Sholihah
KOMEN DENGAN FORMAT BLOGGER :
Posting Komentar
Postingan Populer
-
Anda tahu bekatul kan ? Nggak tahu...sungguh terlalu !!! Ya, bekatul adalah limbah beras. Gabah yang digiling akan menghasilkan limbah berup...
-
Jika ada sesuatu hal yang terjadi maka itu adalah sebagai akibat dari suatu sebab sebelumnya. Sebaliknya, peristiwa tersebut juga bisa menga...
-
Dalam pemikiran Jawa pengertian Sedulur Papat Limo Pancer (Empat Saudara dan Yang Kelima Tengah) mempunyai pengertian yang terus berke...
-
Pada suatu hari saya mendengar pengajian agama yang disiarkan oleh radiao FM milik ponpes Sunan Drajad, Drajad, Paciran, Lamongan. Pengajian...
-
Para pembaca yang budiman. Demi kepentingan para pembaca sekalian maka dibawah ini saya posting perbincangan kami dengan salah seorang pem...