Gus Dur kini telah lama tiada. Agak sepi memang orang membicarakannya, tidak seperti ketika beliau masih ada. Seperti yang kita ketahui, memang beliau selalu kontroversial, ketika hidupnya beliau selalu menjadi news-maker. Kini, setelah kepulangannya, tidak lagi menjadi berita heboh di televisi maupun koran. Yang menjadi berita sehari-hari saat ini adalah korupsi, banggar dewan, KPK, dan Nazaruddin.Namun tahukah
Anda bahwa Gus Dur saat ini telah 'bangkit hidup lagi' di tengah-tengah masyarakat ??? Memang bukan jasadnya yang hidup lagi. Tetapi yang bangkit menyinari masyarakat adalah ajarannya yang disampaikan melalui tembang pujen atau lagu syairan. Namanya Syi'iran Tanpo Waton yang dikumandangkan dalam bahasa Jawa. Bulan puasa lalu, hampir tiap masjid di Jatim tiap menjelang subuh mengumandangak rekaman tembang pujian syiiran tersebut. Berikut adalah syair yang dikumandangkan Gus Dur tersebut :
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo petungan
==
Duh bolo konco prio wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
==
Akeh kang apal quran hadise
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe gak di gatek-ke
Yen isin kotor ati akale
==
Gampang kebujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndonyo
Iri lan dengki sugie tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
==
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine
==
Kang aran soleh bagus atine
Kerono mapan segi ilmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane
==
Al-quran qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso di woco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing njero dodo
==
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badaan kabeh njeroan
Mu’zijat rasul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
==
Kelawan allah kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Di tirakati diriyadhoi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
==
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar nerimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
==
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun ojo dak siyo
Iku sunahe rosul kang mulyo
Nabi muhammad panutan kito
==
Kang anglakoni sekabehane
Kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
==
Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den jadang allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese
Artnya dalam Bahasa Indonesia demikian :
Aku memulai memujikan syair, dengan memuji kepada Tuhan, yang sudah memberi rahmat dan kenikmatan, siang malam tanpa perhitungan.
Wahai teman dan kawan pria wanita, jangan mengaji (mencari ilmu) hanya syariat saja, hanya pandai mendongeng, tulis dan baca, kelak akan sengsara.
Banyak yang hafal Quran dan Hadist, suka mengkafirkan orang lain, kafirnya sendiri tidak diperhatikan, (gara-gara) masih kotor hati dan akalnya.
Mudah terbujuk nafsu angkara, oleh keindahan gemerlapnya dunia, iri dan dengki akan kekayaan tetangga, maka hatinya gelap dan nista.
Mari saudara jangan lupakan, kewajiban 'ngaji' dengan segala syarat aturannya, untuk menebalkan iman dan tauhidnya, (supaya) bagus bekalnya mulia matinya.
Yang dimaksud bagus sholeh hatinya, karena 'mapan' segi ilmunya, laku thoriqot dan ma'rifanya, juga hakekat merasuk rasa (hatinya).
Alquran qodim wahyu yang mulya, tanpa tertulis (namun) bisa dibaca, itu ajaran guru 'arif (waskitha), ditancapkan ke dalam dada.
Melekat di hati dan pikiran, merasuk di badan dan sekaligus 'jerohan' (dalaman / rohani), mu'jizat Rasul jadi pedoman, menjadi jalan merasuknya iman.
Dengan Allah Yang Maha Suci, harus 'rangkulan' (berpelukan, mendekat senantiasa) siang dan malam, ditirakati diriyadlhoi, zikir dan suluk jangan sampai lupa.
Hidupnya 'ayem' bahagia merasa aman, dunung-nya rasa (merasuk dalam alam rasa) tanda kalau beriman, sabar menerima walau hanya pas-pasan / sederhana, (meyakini) semua sudah diatur oleh Tuhan.
Dengan kawan, saudara dan tetangga, haruslah rukun jangan berlaku aniaya, itulah sunah Rasul yang mulia, Nabi Muhammad panutan kita.
Yang bisa melakukan semuanya itu, yang bakal mengangkat derajatnya, walau rendah segi lahiriahnya, namun tinggi derajat maqom (kedudukan rohaniyah).
Jika waktunya mati kelak, tidaklah tersasar ruh dan sukmanya, dijemput Allah surga tempatnya, utuh mayatnya juga kain kafannya.
Cari Artikel
GUS DUR "HIDUP LAGI" DENGAN TEMBANG-SYAIR NYA
Penulis Tiknan Tasmaun
Diterbitkan 10/01/2011 12:26:00 PM
Tags
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon